Sumedang, (PRLM).- Akses jalan Sumedang-Garut via Wado terancam putus karena ruas Jalan Raya Timur Darmaraja tepatnya di Kampung Betok Munjul, Desa Sukamenak, Kecamatan Darmaraja tak lama lagi terendam genangan Waduk Jatigede. Menurut perkiraan Badan Perencanaan Pembanguan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumedang, genangan Waduk Jatigede diperkirakan akan merendam ruas jalan di Kampung Betok Munjul dalam empat hari ke depan. Ketinggian air waduk sampai merendam ruas jalan itu, diperkirakan tinggal tiga meter lagi. Ketinggian air tiga meter itu, bisa dicapai dalam empat hari ke depan dengan asumsi rata-rata pengisian air Waduk Jatigede per hari mencapai sekira 0,740 meter. Sekarang saja genangan Waduk Jatigede terlihat jelas dari jalan provinsi (Sumedang-Garut via Wado) di daerah Betok Munjul ini. Bahkan jarak dari bibir bendungan ke badan jalan, tinggal sekitar 50 meter lagi. Namun, sampai sekarang tidak ada jalan alternatif yang bisa dilalui kendaraan sehingga akses Jalan Sumedang-Garut via Wado terancam terputus. Kondisi ini emergency dan harus disiapkan penanganan darurat dengan protap siaga I. Sebab, jalan provinsi ini urat nadi Sumedang dan jalan utama yang sangat vital. Kendaraan yang melewati jalan provinsi ini setiap harinya cukup ramai dan masyarakatnya pun dimanis, ujar Kepala Bappeda Kabupaten Sumedang Subagio didampingi Kasi Tata Ruang Bidang Fisik Bappeda, Ade Sunardi ketika meninjau langsung ke lokasi ruas jalan di Betok Munjul, Darmaraja, Senin (8/2/2016). Tak hanya meninjau ruas jalan yang akan terendam, Subagio pun sekalian meninjau lokasi pembangunan jembatan di jalan lingkar timur Jatigede yang belum rampung dan jalan lingkar yang ambles sedalam 10 meter. Menurut dia, meski prediksi dalam empat hari ke depan jalan provinsi di daerah Betok akan terendam hingga mengancam terputusnya akses jalan provinsi dan arus lalu lintas kendaraan, sayangnya sampai sekarang belum ada jalan alternatif yang bisa dilalui. Sementara jalan lingkar Jatigede yang sedianya menjadi pengganti ruas jalan provinsi yang terendam Waduk Jatigede, hingga kini belum bisa digunakan. Kondisi tersebut, akibat terkendala pembangunan jembatan di jalan lingkar timur tepatnya di Desa Cikareo Selatan, Kecamatan Wado yang hingga kini belum kelar. Panjang jembatan yang melintasi Sungai Cimanuk itu, sepanjang 46 meter dengan lebar 8 meter, tuturnya Dikatakan, jika menunggu selesainya pembangunan jembatan dan perbaikan jalan ambles, tidak akan selesai dalam empat hari ke depan sehingga jalan provinsi itu keburu terendam. Jika itu terjadi, ancaman akses jalan dan arus lalu lintas kendaraan terputus akan menjadi kenyataan. Oleh karena itu, mau tak mau Satker Jatigede dan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, harus mencari jalan alternatif lainnya dari sekarang. Apalagi naiknya air Waduk Jatigede begitu cepat seiring musim hujan sekarang ini. Ketika di temui lokasi kejadian jalan ambles, Sekretaris Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Neglasari, Gegep Safei (50) mengatakan, amblesnya jalan lingkar timur terjadi Sabtu (30/1/2016) pagi. Tanda-tandanya sudah terlihat sebelumnya. Mulai dari retakan aspal lalu badan jalannya terbelah hingga akhirnya ambles sedalam 10 meter dengan panjang 70 meter. Selain karena tanahnya labil mengingat tanah urukan, juga di dalam tanah ada jalur mata air. Parahnya lagi terdorong longsor tebing sehingga jalannya langsung ambles. Longsoran tanahnya menimbun sawah dan kebun milik warga seluas 500 tumbak dan menutup saluran air di pesawahan. Sawah dan kebun yang tertimbun longsoran tanah milik 8 orang petani. Bahkan akibat saluran air tertutup tanah, petani di daerah hilir tak bisa memanen padi. Dihubungi secara terpisah melalui telepon, Anggota Komisi A DPRD Kabupetan Sumedang yang Ketua Badan Legislasi dari Fraksi Golkar Yogi Yaman Sentosa meminta kepada BBWS Cimanuk-Cisanggarung dan Satker Jatigede segera bertindak untuk mengantisipasi ruas jalan di Betok Munjul terendam genangan Waduk Jatigede. Jika tidak, akses ruas Jalan Sumedang-Garut via Wado akan terputus dan aktivitas warga akan terganggu. Sebab, dua jalan alternatif di jalan lingkar dari Cikareo dan Cisurat Wado, tidak bisa digunakan karena pembangunan jembatannya belum beres dan jalannya ambles. Supaya air tidak sampai ke jalan, tidak ada cara lain, kecuali Satker Jatigede harus membuang sementara air ke saluran irigasi ke pantura, sampai ada jalan alternatif yang bisa dilalui, tutur Yogi. Kepala Satuan Kerja Projek Pembangunan Waduk Jatigede, Airlangga Mardjono mengatakan, ketika Jalan Raya Timur Darmaraja di daerah Betok Munjul tergenang, Satker sudah menyiapkan jalan alternatif campuran antara jalan desa dengan jalan lingkar Jatigede. Akses jalannya, semuanya melalui jalan desa. Rute jalan alternatif dari Sumedang ke Malangbong Garut via Wado, mulai dari Alun-alun Darmaraja belok kanan lewat jalan desa ke arah Desa Ranggon. Setelah itu, tembus ke jalan lingkar barat hingga ke arah Desa Sukapura, Darmaraja. Di dekat kantor Desa Sukapura belok kiri melewati jalan desa hingga ke luar kembali ke jalan provinsi di dekat Rumah Makan Nusa Sari. Ketika kembali ke jalan provinsi, masih melewati jembatan di dekat rumah makan tersebut. Selanjutnya, ke arah Malangbong Garut, katanya. Jalan alternatif itu, kata dia, untuk menyiasati jalan lingkar Jatigede yang belum bisa digunakan secara keseluruhan. Selain pembangunan jembatan yang melintasi Sungai Cimanuk belum selesai, jalan lingkar timur di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Darmaraja ambles akibat pergeseran tanah. Terlepas dari kendala itu, sebelum ruas jalan di daerah Betok terendam, kami sudah menyiapkan jalan alteratif tersebut yang bisa dilalui kendaraan dari Sumedang ke Garut via Wado, kata Ari panggilan akrab Airlangga.