Inilah, Bandung.- Gabungan Pengusaha Eksportir Indonesia (GPEI) mendukung Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati segera direalisasikan. GPEI berharap dengan adanya BIJB, pengusaha mendapatkan bandara alternatif untuk layanan kargo. Selama ini, keberadaan Bandara Husein Sastranegara dinilai tak optimal untuk penerbangan kargo, apalagi dalam skala besar. Ketua GPEI Jabar Yusuf Suhyar menilai Bandara Husein Sastranegara hanya untuk penerbangan penumpang saja. ” (Bandara) Husein itu skupnya berbeda. Bandara ini untuk passanger (penumpang) saja,” kata Yusuf, Jumat (22/1). Karenanya, dia menjelaskan bandara ini tidak bisa dikembangkan menjadi aerocity. Untuk itu, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati harus segera terealisasi. Dia menjelaskan, bandara terdekat yakni Bandara Internasional Soekarno-Hatta pun sudah terlalu padat oleh penumpang serta layanan kargo. Diakuinya, mayoritas warga Jabar menggunakan bandara yang terletak di Cengkareng tersebut. Yusuf menuturkan, pihaknya mendorong segera direalisasikan BIJB Kertajati. Tak sekadar mengembangkannya sebagai airport, namun dia menghendaki kawasan ini menjadi aerocity. Meski demikian, keberadaan bandara Husein Sastranegara tetap dioperasional untuk mengangkut penumpang. Hal ini serupa dengan yang diungkapkan Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita). Ketua Asita Jabar Budijanto Ardiansjah menyebutkan Bandara Husein Sastranegara relatif tak memadai. Terlebih, keterbatasan ini pun mendapat perhatian dari wisatawan asing. Persoalan lain dari bandara ini yakni kesulitannya untuk menambah slot penerbangan. Karenanya, dia pun mendukung operasionalisasi BIJB Kertajati yang terletak di Kabupaten Majalengka tersebut. Seperti diberitakan sebelumnya, Jabar dinilai memiliki posisi strategis. Selain sebagai provinsi penyangga ibu kota negara, di wilayah Jabar ini terdapat 28% industri bertaraf nasional. Untuk itu, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jabar menilai provinsi ini harus memiliki bandara internasional sebagai fasilitas penunjang. Ketua Kadin Jabar Agung Suryamal Sutrisno mengaku, infrastruktur lalu lintas pesawat terbang ini sebagai kebutuhan mendesak. “Dibangunnya BIJB (Bandara Internasional Jawa Barat) ini memang sebuah kebutuhan mendesak. Saya sebagai pengusaha, dengan adanya Bandara Husein Sastranegara yang kini beroperasi, sering mendapatkan keluhan dari para pelaku usaha,” kata Agung. Menurutnya, Bandara Husein Sastranegara sudah tidak representatif. Pemerintahan daerah setempat menginginkan bandara yang semula pangkalan udara militer itu menjadi outlet. Namun, fakta di lapangan menunjukkan di bandara ini terlalu banyak penerbangan. Dia mengapresiasi kebijakan Pemprov Jabar yang akan membangun BIJB Kertajati. Rencananya, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menginginkan bandara internasional itu beroperasi pada 2017 mendatang. Terkait hal ini, Agung mendesak segera direalisasikan. Lebih jauh dia menjelaskan kawasan bandara tersebut nantinya memunculkan peluang bisnis baru. Investasi akan lebih berkembang. Selain itu, ke depan akan dibangun hotel dan sarana penunjang lainnya. Itu pun mendorong pembangunan kawasan kota baru dan sektor pariwisata bisa lebih berkembang. “Untuk menunjang BIJB, catatan khusus kami Pemprov sebaiknya mempercepat realisasi akses jalan tol Cisumdawau dan pembangunan kawasan terintegrasi. Mulai dari industri, residensial, hingga wisata agar ini menjadi kawasan pertumbuhan baru di Jabar,” ujar Agung.