SUMEDANG, (PRLM).- Pemkab Sumedang akan mengoptimalkan manfaat dari pembangunan jalan tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) yang melewati wilayah Kabupaten Sumedang sepanjang 57 km. Pemanfaatan tol Cisumdawu tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah sebagai modal pembangunan serta mendongkrak perekonomian masyarakat, khususnya yang berada di sepanjang koridor jalan tol tersebut. Pembangunan jalan tol Cisumdawu ini akan memberikan manfaat yang besar bagi Kabupaten Sumedang. Manfaat yang besar ini, tentunya akan kami kelola semaksimal mungkin untuk membangun daerah dan menyejahterakan masyarakat, ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumedang, Subagio ketika ditemui di kantornya, Selasa (24/11/2015). Menurut dia, manfaat yang besar dari jalan tol Cisumdawu takkan dilewatkan sedikit pun. Manfaat yang akan didapat, diantaranya kemudahan dan kecepatan arus lalu lintas kendaraan angkutan barang terutama komoditas unggulan serta menarik kunjungan wisata. Selain itu juga, pendapatan Pajak Bumi Bangunan (PBB) dari pembangunan jalan tol tersebut. Itu baru sebagian kecil manfaat dari jalan tol. Masih ada berbagai peluang lainnya yang bisa kita manfaatkan, ujarnya. Guna memanfaatkan peluang pembangunan tol Cisumdawu, lanjut dia, ada beberapa pembangunan fisik yang sengaja dibangun. Seperti halnya pembangunan ruas Jalan Sukasari (Kab. Sumedang)-Lembang (Kab. Bandung Barat) sepanjang 18 km. Jalan Sukasari-Lembang bisa mempermudah arus lalu lintas kendaraan angkutan sayuran yang menjadi komoditas unggulan di kedua daerah tersebut. Bahkan Jalan Sukasari-Lembang bisa terhubung langsung dengan jalan tol Cisumdawu melalui interchange (gerbang tol) di daerah Pamulihan, Kab. Sumedang. Hasil panen sayuran para petani bisa diangkut dan dipasarkan langsung ke Jakarta atau Cirebon melalui jalan tol. Bukan mustahil, dengan adanya jalan tol nanti, hasil panen sayurannya bisa diangkut dengan mobil kontainer. Pemasarannya tak sebatas mengisi pasaran di Jawa Barat saja, melainkan bisa mengisi pasaran nasional bahkan internasional melalui pelabuhan di Jakarta dan Cirebon. Pembangunan Jalan Sukasari-Lembang, akan dikerjakan oleh Pemprov Jabar, tuturnya. Subagio mengatakan, keberadaan jalan tol Cisumdawu pun, bisa menarik kunjungan wisata di sejumlah objek wisata. Melalui interchange tol di Kec. Pamulihan, para pengunjung dari luar kota bisa menikmati pemandangan alam di Jalan Cadas Pangeran. Mereka juga bisa jalan-jalan ke kota Sumedang sambil menikmati kuliner tahu sumedang, mengunjungi Alun-alun Sumedang, Museum Prabu Geusan Ulun dan Taman Hutan Raya Gunung Kunci dan Palasari. Untuk menyambut para pengunjung , tahun ini kita sedang melakukan penataan wilayah perkotaan. Wisatawan juga bisa sekalian berekreasi ke objek wisata Waduk Jatigede. Disana, nanti akan dibangun lapangan golf serta wisata air di genangan Waduk Jatigede. Di Buahdua juga akan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) atau geothermal. Dengan jalan tol, aksesnya bisa lebih mudah dan cepat, tutur Subagio. Lebih jauh ia menjelaskan, di ujung ruas jalan tol Cisumdawu yakni di wilayah Kec. Ujungjaya, akan dibangun kawasan industri yang bisa menunjang Bandara Kertajati di Kab. Majalengka. Kawasan industri itu akan dibangun di lahan seluas 1.800 hektare. Dari lahan seluas itu, antara lain tanah kehutanan seluas 1.500 hektare dan tanah masyarakat 300 hektare. Meski sebagian besar lahannya milik Perhutani, Perhutani bersedia melakukan tukar guling lahan guna mendukung pembangunan kawasan industri. Namun, untuk lahan penggantinya Pemkab Sumedang meminta Perhutani untuk mencari di luar Sumedang. Jadi, Perhutani siap mendukung penyediaan lahannya. Terlebih kawasan industri ini sudah ditetapkan dalam peraturan daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang harus didukung semua pihak. Untuk nilai investasinya, kami belum tahu persis. Yang pasti, kawasan industri di Ujungjaya akan menarik investasi yang begitu besar yang aksesnya didukung jalan tol Cisumdawu. Dari pembangunan jalan tol itu pun, kami bisa mendapatkan pendapatan dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang begitu besar untuk pemasukan kas daerah, katanya.