RANCAKALONG, (KP).- Tujuh keluarga di Dusun Sukajadi RT 05 RW 05 Desa Pangadegan Kecamatan Rancakalong kini tidak repot lagi untuk mencari tabung gas elpiji 3 kilogram yang kian hari kian mahal dan susah didapat. Pasalnya, untuk keperluan memasak mereka saat ini sudah memanfaatkan energi alternatif biogas dari kotoran sapi. Tos dua bulan abdi mah teu terang harga gas elpiji. Saur batur mah nuju mahal sareng sesah dipilarianna cenah. Margi ayeuna abdi tos ngagunakeun bahan bakar biogas tina tai sapi, kata keluarga Tata, Selasa (23/9). Selain keluarga Tata yang memanfaatkan biogas kotoran sapi ini, juga keluarga Aca, Odoy, Yaya, Uwar, Andut dan Emid. Salian ti gratis oge biogas tina kotoran sapi mah kaetang aman, teu sieun bitu sapertos gas elpiji seueur kabejakeun. Komporna oge memang aya bantosan, kata mereka. Warga bisa memanfaatkan biogas kotoran sapi, karena di kampung mereka ada yang memelihara sapi, yaitu Komar Purnama (48). Ada 18 ekor sapi jenis limosin dan sapi perah yang dipelihara tokoh masyarakat ini sejak dua tahun lalu. Jika peternakan sapi milik Komar ini bertambah, sudah pasti penduduk Dusun Sukajadi akan memanfaatkan biogas kotoran sapi ini. Untuk satu kompor ini memanfaatkan kotoran dari 2 ekor sapi, katanya. Kepala Bidang Energi Dinas Pertambangan dan Energi Pemkab Sumedang, H. Nuryadin mengatakan, dari beberapa energi alternatif yang sedang dikembangkan di Sumedang adalah energi alternatif biogas dari kotoran sapi. Pemanfaatan energi biogas kotoran sapi di masyarakat, menurut Nuryadin, akan dibantu oleh Distamben tapi masyarakat harus mengajukan proposal dulu. Salah satu syarat pengembangan energi alternatif biogas sudah pasti harus adanya ketersedian bahan baku kotoran sapi, katanya. E-13***