TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, Hening Widiatmoko, mengatakan isu naiknya harga daging ayam di pasar tak ada hubungannya dengan stok daging ayam di Jawa Barat. Rilis yang diterima dari Hening Widiatmoko kepada Tribun Jabar, Kamis (19/1/2018), menunjukkan stok daging ayam di Jawa Barat. Data tersebut diperolehnya dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat. Dalam data tersebut tertulis, kebutuhan masyarakat akan daging ayam sebanyak 541.242.527 ekor atau setara 434.618 ton. Ketersediaan daging ayam sebanyak 792.524.478 ekor atau setara 636,410 ton. Jadi, Jawa Barat memiliki surplus stok daging ayam sebanyak 251.295.946 ekor atau setara 201,192 ton. Sebelumnya, muncul kekhawatiran kurangnya stok daging ayam di pasar karena harganya meningkat. Isu mogok massal pedagang ayam di pasar pun muncul meski akhirnya aksi mogok tersebut dibatalkan. Jika aksi mogok terjadi, dikhawatirkan akan memperparah kondisi ekonomi di Jawa Barat. “Dalam rapat disimpulkan kalau ada aksi yang mengganggu ekonomi, yang dirugikan bukan hanya konsumen tetapi juga konsumen akhir itu bisa yang (ayamnya) diolah di restoran, diolah ibu rumah tangga, efeknya berantai,” ujar Hening Widiatmoko. Hening Widiatmoko juga mengatakan Disperindag akan mendekati pemasok ayam agar bisa menurunkan harga. Disperindag Jabar pun akan mengusulkan kepada Kementerian Perdagangan untuk menetapkan harga eceran tertinggi khusus daging ayam boiler dan ras pedaging. (Theofilus Richard)