BAPPEDA JABAR - Perajin Batu Akik Sumedang Minta Perhatian Pemerintah
Perajin Batu Akik Sumedang Minta Perhatian Pemerintah
28 August 2014 23:51

Sejumlah perajin batu akik di Kab. Sumedang, meminta Pemkab Sumedang melalui Disperindag memasilitasi pengembangan usaha kerajinan batu akik. Sebab, selain usaha kerajinan batu akik dinilai prosfektif dan peralatan produksinya sederhana, juga yang paling penting bisa menyerap tenaga kerja.

“Didukung bahan baku batu akik di Sumedang cukup melimpah. Bahkan jika digali, potensinya sangat besar. Sebab, Sumedang kaya sumber daya alam. Di Sumedang banyak sungai dan gunung yang menjadi sumber pencarian bahan baku produksi kerajinan batu akik. Tinggal difasilitasi oleh pemerintah, Sumedang bisa menjadi daerah sentra batu akik di Jawa Barat bahkan nasional,” ucap salah seorang perajin batu akik di Sumedang, Lukman Hakim yang akrab dipanggil Aji ketika ditemui di konternya “Aji Batu Trotoar” di Jln. Mayor Abdurachman, Kec. Sumedang Utara, Rabu (27/8/2014).

Menurut dia, bantuan fasilitasi dari Disperindag itu, berupa penyediaan tempat untuk sentra para perajin batu akik. Sebab, keberadaan para perajin kini tercecer di sejumlah tempat. Bahkan karena ketiadaan tempat, mereka terpaksa memproduksi, memajang hingga memasarkannya di atas trotoar.

“Seandainya pemda menyediakan tempat khusus, Sumedang bisa mempunyai ikon baru sebagai sentra batu akik. Terlebih batu akik merupakan barang unik, antik, bernilai seni tinggi serta membudaya di masyarakat sunda. Potensi ini dapat memperkuat dan mendorong program SPBS (Sumedang Puseur Budaya Sunda) dan visi Kab. Sumedang Senyum Manis (Sejahtera, Nyunda, Maju, Mandiri dan Agamis),” ujarnya

Fasilitasi lainnya, kata dia, Disperindag perlu membuat pelatihan khusus guna mengasah keterampilan para perajin dalam memproduksi kerajinan batu akik berkualitas dan bernilai tinggi. Sebab, keterampilan mereka sebagian besar masih otodidak. Sekaligus juga, membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sehingga jumlah perajin semakin banyak.

Dengan jasa menggosok batu akik saja Rp 20.000 dan memoles Rp 10.000, pendapatan yang lumayan bagi masyarakat. Apalagi pengerjaannya hanya 10 menit. Belum lagi kalau batu akiknya terjual, cukup besar pendapatannya. Harga batu akik bervariasi tergantung jenis, kualitas dan kegemaran. Harganya dari ratusan ribu hingga bisa menembus jutaan rupiah. Terlebih penggemar dan kolektor batu akik, rata-rata orang berduit kalangan menengah ke atas.

“Oleh karena itu, usaha kerajinan batu akik sangat prosfektif dan cukup menjanjikan sehingga perlu difasilitasi oleh pemerintah, Saya sendiri pernah memberikan pelatihan tiga hari di Lapas Sumedang. Para narapidana sangat antusias dan tertarik menekuni usaha kerajinan tersebut. Peralatannya pun sederhana bisa terjangkau oleh masyarakat umum. Produksinya juga manual sehingga bisa ditekuni oleh semua kalangan,” kata Aji.

Lebih jauh ia menjelaskan, bantuan Pemkab Sumedang untuk para perajin batu akik dinilai mendesak harus segera diwujudkan. Berhubung saat ini, penjualan batu akik lokal sedang booming hingga ke luar negeri. Kondisi itu, salah satunya pengaruh batu hejo garut asal Bungbulang Garut yang menjuarai kontes internasional batu akik. Prestasi yang mendunia tersebut, membuat pasaran batu akik lokal kini naik daun. Sekarang banyak penggemar dan kolektor batu akik di dalam dan luar negeri, memburu batu akik lokal.

“Kualitas batu akik lokal asal Sumedang pun, sebetulnya tak kalah bersaing dengan batu lokal dari daerah lainnya. Hanya saja, batu lokal Sumedang kurang terekspose dan pengembangan usaha kerajinannya kurang didorong pemerintah,” tutur Aji.

Ia menambahkan, geografis Sumedang mirip dengan Garut banyak sungai dan daerah pengunungan. Bahan baku batu akik lokal, bisa dicari di sepanjang sungai atau menggali di dalam tanah. Sumedang memiliki Gunung Tampomas dan Cakrabuana dan mempunyai sungai besar, seperti Sungai Cimanuk dan Cipeles.

“Kalau dieksplorasi, bisa jadi banyak bongkahan batu untuk bahan baku batu akik bernilai tinggi,” tutur Aji yang mengoleksi berbagai ragam jenis batu akik. Seperti halnya kalimaya, wulung, biru safir, bacan, merah delima, kucubung, hijau garut, pirus, termasuk batik akik bergambar ukiran, huruf dan angka. (Adang Jukardi/A-108)***

Copyright © Humas Bappeda Provinsi Jawa Barat 2022