KUNINGAN, (PRLM).-Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, mengajak masyarakat di daerahnya untuk menerapkan gerakan 20 menit orangtua mendampingi anak dalam setiap hari. Ajakan tersebut diungkapkan Ahmad Heryawan saat memberikan sambutan pada acara peringatan hari keluarga nasional ke XXI tingkat Provisni Jawa Barat di Open Space Galery, kawasan Linggajati, Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan. Gerakan tersebut, tutur Ahmad Heryawan sudah dicanangkan Pemprov Jabar pada tanggal 20 Mei 2014. Gerakan tersebut sejak itu telah dimobilisasi dan disebarluaskan untuk diikuti setiap keluarga di Jawa Barat. Gerakan itu disarankan Ahmad Heryawan dilakukan setiap hari pada kurun waktu setelah waktu solat magrib atau selepas pukul 18.30 sampai dengan menjelang waktu solat isa atau sekitar pukul 19.00. Namun, dalam pelaksanaannya setiap keluarga bebas memilih melakukannya pada waktu-waktu yang lain. “Terserah waktunya kapan, yang penting 20 menit orangtua mendampingi anak itu bisa dilakukan setiap hari dalam setiap keluarga,” ujarnya. Gerakan tersebut dikampanyekan Pemprov Jabar dengan tujuan antara lain untuk menggelorakan pemberian kasih sayang orangtua kepada anak di setiap keluarga. Dalam waktu 20 menit itu para orangtua disarankan mengisinya dengan mendampingi anak untuk belajar ilmu pendidikan sekolah dan keagamaan. Selain itu, Ahmad Heryawan menyarankan agar para orangtua dalam keluarga menyempatkan waktu berkumpul dan berdiskusi dengan anak-anaknya. “Coba dalam waktu-waktu tertentu hadirkan sebuah malam demokrasi dalam keluarga. Ibu ayah, dan anak berkumpul saling mengeluarkan pendapat berdiskusi bebas mengeluarkan pendapat sehingga hadir keakraban tidak ada putus komunikasi antara satu dengan yang lain,” katanya. Ahmad Heryawan mengungkapkan, belakangan ini ada perkembangan di dunia anak-anak yang cukup memprihatikan. Di antaranya banyak anak-anak baru gede yang terlantar, banyak anak-anak yang secara fisik berada dalam keluarga sejahtera tetapi seringkali mencurahkan isi hatinya kepada orang lain. Bahkan, akhir-akhir ini banyak bermunculan kasus kriminal melibatkan pelaku usia anak-anak, termasuk di antaranya kasus feodofil yang baru-baru heboh di Jawa Barat. Hal seperti itu terjadi karena anak mengalami syok, ada goncangan dalam keluarga. Si anak merasa tidak nyaman lagi karena ada goncangan dalam keluarganya, dan merasa tidak sejahtera dalam keluarganya. Kasus-kasus anak merasa tidak sejahtera dalam keluarganya, kebanyakan disebabkan kurang mendapatkan rasa kasih sayang dari orangtuanya. Penyebabnya sanhgat beragam. “Ada anak-anak punya ayah ibu, tetapi ibu dan bapaknya tidak peduli terhadap anak-anaknya sehingga anak tidak merasa ada kehadiran orangtua dalam keluarganya. Kemudian ada anak punya ibu bapak, tetapi ibu bapak atau salah satu di antaranya ada di luar negeri dan jarang pulang, sehingga anak kurang kasih sayang dari kedua orangtunya. Ada juga keluarga, ibu bapak dan anak ada di stu rumah, tetapi tidak harmonis sehingga membuat anak-anaknya tidak memperoleh kasih sayang,” katanya. Sementara itu, acara perugatan Harganas XXI tingkat Jabar di Open Space Galery Kuningan itu, dihadiri pula sejumlah pejabat terkait dari Pemvrop Jabar. Unsur pimpinan forum koordinasi pimpinan daerah dan para kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana dari kabupaten dan kota se-Jawa Barat. Di antaranya, Inspektur Ketenagakerjaan dan Administrasi Umum BKKBN Pusat Aidin Tentramin. Mewakili Kepala BKKPB Pusat Fasli Jalal, Bupati dan Wakil Bupati Kuningan, para pemangku kebijakan dan kader pelaksana serta penyokong gerakan program KB di Jawa Barat. Acara Harganas tersebut, juga dimeriahkan stan pameran berbagai produk makanan dan kerajinan kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera binaan program Keluarga Berencana dari berbagai kabupatendan kota se-Jawa Barat. Selain itu, pada rangkaian harganas XXI itu juga diisi dengan berbagai perlombaan.(Nuryaman/A-89)***