Bandung, (PRLM).- Kementerian Pertahanan resmi memesan 50 unit panser Badak buatan PT Pindad. Selain itu PT Pindad juga diperintahkan untuk melakukan pemeliharaan dan upgrading semua alutsista yang dimiliki TNI saat ini. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Presiden Jokowi sudah berkomitmen agar sejak tahun ini, pemenuhan kebutuhan alat pertahanan mengutamakan dari produksi dalam negeri. “Kami ingin ada kemandirian dalam bidang pertahanan,” katanya saat mengunjungi PT Pindad, Rabu (20/1/2016). Sebelum meninjau bengkel produksi PT Pindad, JK sempat berdialog dengan direksi dan staf PT Pindad. Ia juga secara langsung menandatangani kontrak pemesanan Panser Badak. JK optimistis, kemandirian bidang pertahanan bisa segera diwujudkan. Soalnya saat ini produk pertahanan PT Pindad sudah sekitar 90 persen berisi komponen lokal. Hanya tinggal mesin untuk kendaraan tempur yang masih harus diimpor. Sementara itu Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim mengatakan, pesanan itu tak hanya membuat PT Pindad bersemangat mewujudkan kemandirian pertahanan. Namun juga memberikan kontribusi pendapatan lebih besar bagi negara. Menurut Silmy, pada 2015 lalu pemerintah telah menyertakan modal negara Rp 700 miliar. “Kami ingin modal itu juga memberikan pendapatan bagi negara,” ujarnya. Selain pesanan pemerintah, kata Silmy, tahun ini pihaknya juga sudah menjajaki pasar ekspor ke Timur Tengah. Dalam waktu dekat, PT Pindad akan mengirimkan satu unit panser Anoa untuk diujicobakan di sana. Jika memuaskan, rencananya sejumlah negara Timur Tengah akan memesan produk PT Pindad senilai 300 juta dolar AS. Oleh karena itu, PT Pindad tahun ini juga telah mengajukan penyertaan modal negara Rp 1,7 triliun. “Itu untuk modal kerja Rp 1 triliun dan Rp 700 miliar untuk upgrading alutsista yang ada,” katanya. Beberapa alutsista yang akan diupgrade dan dipelajari teknologinya adalah tank Leopard milik TNI AD yang diimpor dari Korea Selatan. Dengan begitu diharapkan PT Pindad bisa mengadaptasi teknologi tank berat. Sementara itu untuk tank menengah, PT Pindad sudah mengadakan riset gabungan dengan Turki sejak 2015. “Nilai modalnya sekitar 40 juta dolar AS selama tiga tahun. Purwarupa produknya ditargetkan rampung pada 2017,” ujar Silmy. Pada 2016 ini, kata Silmy, PT Pindad juga akan melahirkan beberapa produk baru seperti tank boat dengan kanon 105mm. Sementara penjualan tahun ini ditargetkan Rp 3 triliun.