GARUT – Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mendampingi Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meninjau penampungan para korban banjir Garut di Korem 062 Tarumanegara, Posko Kemanusiaan di Cimacan dan kondisi bangunan di RSUD Slamet serta lokasi rumah di bantaran Sungai Cimanuk yang rusak parah. Mensos mengatakan warga dari 380 rumah yang hancur akibat tergerus luapan air sungai Cimanuk akan memperoleh Huntap (Hunian Tetap) yang saat ini bangunannya tengah dipersiapkan oleh Kementerian PU-Pera. Dia pun telah membicarakan hal ini dengan Menteri PU-Pera dan meminta agar Pemkab Garut sesegera memutuskan dimana tempat untuk membangun Huntap tersebut. “Saya sudah koordinasi dengan Kementerian PU-Pera untuk menyiapkan Huntapnya bila Pemkab Garut sudah memutuskan tempat dibangunnya, lalu isi dari Huntap itu dari Kemensos,” kata Khofifah, Kamis (22/09/16). Untuk sementara lanjut Khofifah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan menyiapkan Huntara (Hunian Sementara), yaitu berupa nominal uang untuk menyewa kontrakan. “Selama mereka dalam persiapan Huntap maka BNPB menyiapkan Huntara biasanya berupa uang untuk sewa kontrakan, yang penting mereka bisa melanjutkan hidupnya kembali,” ungkapnya. Khofifah menyatakan keprihatianan dan bela sungkawa kepada para korban dan menyerahkan bantuan simbolis kepada para ahli waris yang ditinggalkan keluarganya. Dia berharap Pemkab Garut sesegera mungkin mengidentifikasi data seluruh warga yang terdampak banjir agar santunan 900 Ribu perjiwa dan Bantuan Santunan Kematian (BSK) sebesar 15 Juta untuk ahli waris dari Kemensos kepada para korban dapat segera diserahkan. “Ini sebagai tanda duka cita dari kami, bagi yang belum teridentifikasi ahli warisnya kami tunggu datanya agar segera kami tangani bantuannya,” ucapnya. Untuk bantuan logistik Kemensos sendiri memiliki Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 100 Ton yang siap untuk diserahkan. Bila ini belum mencukupi maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat bisa mengajukan kepada Kemensos melalui SK Gubernur agar CBP bisa ditambah menjadi 200 Ton. “Kita punya CBP dan SOP nya seperti itu dan kami berharap kebutuhan logistik bisa terpenuhi,” ujarnya. Wagub Jabar Deddy Mizwar mengungkapkan bagi masyarakat yang ingin memberikan bantuan kepada para korban dapat menghubungi Dinas Sosial di Jabar yang selanjutnya akan diserahkan kepada para korban. “Disamping bantuan dari kita bagi masyarakat dimanapun berada yang ingin menggalang bantuan kita persilakan koordinasi dengan Dinas Sosial di Jawa Barat,” kata Deddy. Deddy pun mendapat kabar dari rekan sesama aktornya di Jakarta bahwa para artis dan seniman telah menggalang dana untuk para korban banjir Garut. “Kemarin saya dapat WA dari aktor Reza Rahardian dengan beberapa artis akan menggalang dana untuk Garut. Saya kira ini bencana kemanusiaan yang tidak bisa kita duga,” katanya. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dr. Alma Lucyati mengatakan RSUD Dr. Slamet Garut yang juga terimbas banjir bandang Sungai Cimanuk hari ini kondisnya sudah berangsur-angsur bersih, sebagian belum karena memang kondisinya harus selalu dilakukan pengulangan pembersihan. “Dari Diskes Provinsi sejak kemarin turut membantu disinfektan karena itu kan banyak kotoran, kaporit, pembersih lantai, kantung mayat, obat-obat emergency. Tadi malam dari Kemenkes RI mengirimkan bantuan makanan tambahan biskuit untuk bayi dan ibu hamil,” katanya. Alma juga mengatakan Menkes menurunkan tim gawat darurat dari crisis center-nya bekerjasama dengan Diskes Provinsi Jabar untuk melihat kebutuhan dan menilai mana yang harus diprioritaskan dan tidak prioritas. “Itu yang sudah kita lakukan, termasuk saat ini kita sedang mendata, kan dipisah kemarin mana (alat rumah sakit) yang masih bisa dipakai dan tidak, hari ini sedang diinventarisir karena ada yang nggak bisa dipakai karena lumpur, tapi tetap masih dicoba kalau dicuci apakah bisa berfungsi atau tidak,” katanya. Wagub Ke Sumedang Di hari sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meninjau ke posko pengungsian korban bencana tanah longsor di Kecamatan Ciherang Kabupaten Sumedang, Rabu (21/09/16) petang. Sebanyak 640 pengungsi yang berasal dari Kecamatan Ciherang diungsikan ke Gor Tadjimalela. Persediaan makanan, kasur, selimut dan obat-obatan terlihat memadai untuk para pengungsi. Tim gabungan dari Basarnas, BNPB, Tagana, BPBD, Dinas Sosial, TNI dan Polri juga proaktif membantu korban longsor. Wagub pun menyerahkan bantuan secara simbolis kepada warga berupa tambahan selimut, makanan dan pakaian yang berasal dari Kemensos dan BNPB. “Bantuan dari kita sedang dalam perjalanan Insya Allah mencukupi, yang jelas sekarang kebutuhan mendasar dulu jangan sampai kelaparan, sakit, nggak bisa buang air, tidur ya,” ujar Wagub di sela tinjauannya. Wagub meminta agar warga yang terdampak bencana longsor dapat direlokasi ke tempat yang lebih aman. Tempat tinggal dan sarana umum yang tertimbun longsor yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia dan puluhan luka-luka ini berada persis di lereng bukit jalur Cadas Pangeran. Truk bertonase tinggi melebihi kapasitas muatan ditambah curah hujan yang tinggi juga menjadi salah satu penyebab terjadinya longsor. Ia pun telah berkoordinasi dengan Bupati Sumedang agar segera merelokasi warga. “Ini harus relokasi, karena ini di daerah lereng dimana jalan dilalui truk-truk bertonase tinggi yang melebihi kapasitas sehingga muncul getaran di jalan ditambah curah hujan yang sangat tinggi sehingga sangat memungkinkan terjadi longsor seperti ini,” ungkap Wagub. Sepanjang jalur Cadas Pangeran arah Bandung walaupun sudah dibuka oleh pihak Kepolisian namun terjadi kamacetan hingga belasan kilometer. Tak sedikitpun kendaraan dapat bergerak karena beberapa titik timbunan longsor masih ada di badan jalan. Sebelum meninjau lokasi bencana longsor, Wagub bersama DPRD Provinsi Jabar melaksanakan rapat paripurna membahas APBD Perubahan taun 2016. Dalam rapat tersebut DPRD mengusulkan agar anggaran Pemprov Jabar untuk penanggulangan bencana ditambah. Wagub mengungkapkan evaluasi terhadap persoalan lingkunan secara terus menerus dilakukan oleh Pemprov Jabar termasuk operasi besar-besaran terhadap perusak lingkungan. “Ini peringatan bagi kita supaya tidak terulang lagi bencana. Jawa Barat ini merupakan satu-satunya daerah di Indonesia yang memiliki potensi bencana tinggi,” terangnya. “Penebangan pohon di hulu sungai juga harus dihindari jangan dibiarkan oleh instansi terkait. Kesadaran masyarakat kita tumbuhkan terus dan penegak hukum juga harus bergerak lebih cepat terhadap pelanggar lingkungan,” tambahnya.