TASIKMALAYA – Apa yang khas dari kawasan pesisir nih Wargi? Biasanya sih hidangan laut yang segar dan menggugah selera ya. Tak terkecuali udang yang sudah menjadi salah satu menu wajib dan favorit pecinta seafood. Salah satu udang yang dibudidayakan pada tambak udang di daerah Kabupaten Tasikmalaya adalah udang vaname. Udang ini telah menjadi primadona ekspor karena memiliki keunggulan sebagai komoditas perikanan yang bisa tahan lama dalam penyimpanan. Udang vaname juga terkenal karena kandungan proteinnya yang rendah lemak. Salah satu warga yang mengurus tambak udang ini bernama Aris. Ia mengurus 2 kolam udang. Untuk pengelolaan udang, Aris bersama warga lainnya dibantu oleh teknisi, terutama jika ada permasalahan pada kualitas udang atau udang yang sakit. Warga diberikan arahan untuk memberikan obat dan juga perawatannya. Aris mengatakan bahwa dalam sekali panen bisa menghasilkan 13-14 ton dari sebaran di 3 kolam. Paling kecil 9 ton jika sedang sepi hasil panennya. Di tambak udang ini, totalnya ada 20 kolam. Warga sekitar yang mengelola tambak udang tersebut kurang lebih sebanyak 5 orang. Kegiatan wawancara ini diambil saat kunjungan dari Deputi Perekonomian dan Kemenkomarves RI, didampingi oleh Bappeda Jawa Barat. Dalam kunjungan ini, pengelola Tambak Udang mengusulkan agar menjadi sentra udang vaname di wilayah selatan Jabar. Udang yang sudah dipanen dan berkualitas bagus tersebut diambil oleh tengkulak untuk dijual kembali. Biasanya ke restoran-restoran. Sedangkan udang yang berukuran lebih kecil dimanfaatkan warga untuk dijual kembali. Sejauh ini kendalanya adalah penyakit udang seperti kulit udang yang memutih dan belum mengetahui obat untuk penyembuhannya. Udang-udang yang tidak dapat diselamatkan tersebut pada akhirnya hanya bisa dikubur, sebab dikonsumsi pun tidak bisa. Kuantitas dari udang-udang yang sakit tersebut pun cukup besar, yakni sekitar 1 ton dari total panen keseluruhan. Setiap hari ada udang yang mati, dan dalam kondisi yang gawat bisa 1 kwintal udang yang mati.