Inilah, Bandung.- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan berdasarkan data yang dipegang Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat, permasalahan ketersediaan daging sapi di Indonesia berada di wilayah hulu yaitu pembiakan. Menurut Aher, jika Indonesia ingin memiliki pembiakan sapi yang bagus, maka harus memperhatikan kualitas dan kuantitas induk-induk sapi. Sehingga cita-cita swasembada daging sapi dapat terwujud. “Bagaimana caranya kita bisa punya stok dua sampai tiga juta sapi siap potong setiap tahunnya jika induknya tidak ada?,” kata Aher kepada wartawan usai pembukaan Bazaar Ramadan 2016 di Gedung Sate, Bandung, Rabu (22/6/2016). “Kita butuh induk sapi sebanyak lima juta ekor untuk mewujudkannya dan untuk mencapai angka tersebut butuh sembilan tahun. Maka harus dimulai dari sekarang,” tambah Aher. Aher mengusulkan kepada pemerintah pusat agar Indonesia lebih mengembangbiakkan sapi-sapi lokal. Pasalnya sapi-sapi lokal terbukti lebih tangguh jika dibandingkan dengan sapi-sapi impor Australia, yang lebih ringkih dan mudah terkena penyakit. “Kalau sapi lokal biasa makan apa saja dan di mana saja. Sehingga mereka lebih tangguh. Sedangkan sapi Australia kalau airnya kotor sedikit saja langsung mencret,” katanya. “Waktu sembilan tahun memang masih lama lagi. Tetapi tidak ada salahnya juga kan memulai dari sekarang,” ujarnya. Aher juga mengimbau jajaran dinas di bawahnya untuk menyosialisasikan pengganti daging sapi kepada masyarakat. Sebab, sumber protein hewani bukan hanya berasal dari sapi, tetapi juga bisa didapatkan dari daging kambing dan ayam. “Daging sapi termasuk komoditas yang cukup bergejolak. Namun, daging sapi sifatnya elastis dan ada penggantinya yaitu kambing dan ayam,” kata Aher. Kepala Dinas Peternakan Jawa Barat Dody Firman Nugraha mengakui masyarakat Indonesia belum terbiasa mengonsumsi daging kambing karena masalah budaya. Menurut Dody, masyarakat Indonesia hanya memakan daging kambing dalam acara-acara atau momen-momen tertentu, di samping juga karena faktor kegemaran. Meski demikian, bukan berarti kebiasaan itu tidak bisa diubah. “Cuma memang agak sulit bagi mereka kecuali ada acara tertentu. Karena mereka tidak terbiasa memakan daging kambing,” kata Dody.