BAPPEDA JABAR - Siswa Al’Masoem Wakili Indonesia
Siswa Al’Masoem Wakili Indonesia
06 October 2016 13:55

Dua siswa SMP Al Ma’soem, Muhammad Abizard dan Irgi Arya meraih medali emas dalam Lomba Penelitian Siswa Nasional (LPSN) baru-baru ini. Sementara itu, dua siswa SMA Al Ma’soem, Alliza Khovsov dan Iqta Adzkia mendapatkan medali perak di ajang sama setelah meneliti manfaat biji bintaro untuk insektisida nabati

Menurut Direktur Pendidikan Al Ma’soem, Asep Sujana, prestasi di ajang yang diselenggarakan itu sangat membanggakan apalagi diraih dengan cara yang tak mudah. “Penelitian yang dilakukan peraih medali emas maupun perak cukup lama, sampai enam bulan dibimbing guru-gurunya. Dengan keberhasilan ini, mereka akan mengikuti seleksi untuk mewakili Indonesia dalam lomba internasional peneliti muda,” ujar Asep di ruang kerjanya, Selasa (4/10/2016).

Menurut Aliza Khoznov, ia meneliti khasiat biji bintaro karena banyaknya petani yang mengeluhkan serangan hama Crocidolomia pavonana F atau dikenal di kalangan petani sebagai krop kubis, hileud cocok, atau ulat busuk. “Hama ini menyerang sayuran kubis, kubis bunga, petsai, dan sawi dengan serangan Sampai t00% hingga kubis tak bisa dijual sama sekali,” katanya.

Di lain pihak, pohon bintaro mudah ditemui karena menjadi pohon peneduh di pinggir-pinggir jalan sehingga tak perlu membeli untuk menjadi insektisida nabati. “Dari hasil penelitian di laboratorium sekolah lalu di laboratorium insektisida dan toksikologi lingkungan Fakultas Pertanian Unpad ternyata ekstrak biji bintaro efektif untuk menurunkan berat badan hama, menghambat proses ganti kulit sampai menghambat pembentukan pupa hama. Semakin tinggi dosis ekstrak biji bintaro, semakin efektif untuk mengendalikan hama,” kata Aliza didampingi Iqta Adzkia.

Iqta Adzkia menjelaskan, hama yang menyerang kubis, diawali dari adanya telur yang diletakkan di bagian bawah daun dengan masa inkubasi empat hari. “Dari telur lalu menjadi larva yang warna kulitnya semitransparan dengan warna kulit mengikuti warna kubis yang dimakan Larva bermetamorfosis menjadi kupu yang berada di bawah tanah dekat tanaman,” katanya.

Menurut Iqta, seluruh bagian bintaro bisa untuk insektisida seperti bagian daun efektif untuk mengendalikan larva, kulit batang untuk rayap kayu kering, dan bijinya untuk mengusir lalat rumah.

“Penelitian dilakukan dari Februari sampai Agustus lalu dengan biji bintaro dikeringanginkan selama tujuh hari. Lalu, biji dipotong dan dihaluskan sampai menjadi serbuk,” katanya.

Setelah menjadi serbuk lalu dicampur dengan metanol selama 72 jam yang siap digunakan. “Semakin tinggi pemakaian ekstrak biji bintaro, akan makin efektif dalam pengendalian hama,” katanya.

 

Gravitasi bumi

Sementara itu, dua siswa SMP Al Ma’soem yaitu Muhammad Abizard dan Irgi Arya melakukan penelitian bertajuk “Penentuan Percepatan Gravitasi Bumi Berda-sarkan Konsep Gerak Parabola Berbantukan Kamera Digital”. “Biasanya untuk mengetahui dan membuktikan gravitasi bumi, guru hanya menjatuhkan benda lalu benda jatuh ke tanah. Sementara itu, alat-alat di laboratorium untuk mengetahui gravitasi juga sangat langka,” kata Muhamrnad Abizard.

Karena penasaran ingin mengetahui kecepatan gravitasi bumi sehingga Abizard dan Irgi dibimbing gurunya melakukan percobaan dengan memakai alat neraca lengan, kamera, tiang slatip, bandul, penjepit bandul, bak pasir, pisau cutter, dan laptop. “Untuk melihat kecepatan gerak benda, dipakai kamera digital yang merekamnya. Gambar dari kamera diolah dengan Windows Movie Maker 2.6,” ujarnya.

Menurut teori, kata Abizard, kecepatan gravitasi adalah 9,81 M/S2, sedangkan hasil penelitiannya menunjukkan angka 9,838 M/S2. “Hasil percobaan tak j berbeda dengan teori di buku buku,” katanya.

Copyright © Humas Bappeda Provinsi Jawa Barat 2022