Seperti bulan Juni lalu, Bimbingan teknis pelatihan Desa kembali diselenggarakan oleh Bappeda Provinsi Jawa Barat selama tiga hari, yakni pada tanggal04 s/d 06 November 2014. Kali ini peserta dari 19 Kabupaten di Jabar hadir mengikuti acara tersebut. Kegiatan hari pertamadimulai pada pukul 09.00 WIB di ruang sidang Operrasional RoomBappeda Jabar. Kepala Bappeda Jabar Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA,hadir langsung dan memberikan arahan dalam acara tersebut. Sementara itu acara dipandu oleh Kepala Bidang Pemerintahan Drs. CepiMahdi, M.Si. Dalam arahannya Prof. Deny menjelaskan, dengan adanya UU Desa, Desa membangun bisa direalisasikan lewat dana bantuan langsung yang nanti diberikan kepada setiap desa dalam setiap tahunnya. Untuk itu perkuat perencanaannya, perkuat strategi pelaksanaannya, serta tatakelolanya diperbaiki, sehingga bantuan yang masuk betul-betul bisa memenuhi harapan tuturnya. Beliau menambahkan, Provinsi sudah membuat tematik kewilayahan, yakni WKPP I (Wilayah Bogor), WKPP II (Wilayah Purwakarta), WKPP III (Wilayah Cirebon). Setiap wilayah tersebut mempunyai focus pengembangannya masing-masing. Hal itu sudah disepakati beberapa tahun yang lalu dan harus menjadi rujukan, sehingga setiap daerah mempunyai ciri khasnya masing-masing. Dalam mengadapi proses perencanaan 2016, mari kita ikuti aturan yang sudah titetapkan terkait jadwal perencanaan dan usulan program kegiatan, yang pada saat ini sudah mulai diberlakukan system RKPD Jabar online, agar proses perencanaan bisa berjalan sistematis. Untuk menghindari keterlambatan usulan program, maka yang paling penting dan genting harus diprioritaskan pungkasnya. Menurut beberapa narasumberdari ITB, salah satunya Joko Suswanto menyampaikan materi terkait Inovasi untuk meningkatkan manajemen Desa. Dia berpendapat bahwa pada dasarnya seluruh manusia harus mampu untuk berinovasi, meski inovasi tersebut pasti tidak akan lepas dari disetujui dan tidak disetujui. Individu, komunitas/organisasi, ilmu pengetahuan dan pengusaan Daerah adalah hal-hal yang akan membantu menumbuhkan inovasi tersebut. Maka dari itu, Kepala Desa yang tentunya membawahi masyarakat atau sebuah organisasi, mempunyai ruang yang sangat besar untuk berinovasi dalam membangun pedesaan atau mengembangkan inovasi yang baik yang pernah dilakukan oleh kepala desa sebelumnya. Beliau menambahkan, selain mengetahui jumlah penduduk, seorang kepala Desa harus mengetahui potensi daerah yang dibawahinya, sehingga untuk menciptakan inovasi dalam rangka meningkatkan pedesaan tersebut bisa terwujud tuturnya. Pada hari kedua, acara dilanjutkan dengan kunjungan ke tiga Desa yang ada di Kecamatan Pasir Jambu Kabupaten Bandung, yakni Desa Cibodas, Desa Mekarsari dan Desa Sugihmukti. Peserta pelatihan yang terbagi menjadi enam kelompok tersebut melakukan kunjungan ketempat yang berpotensi mengembangkan masyarakat bekerja, seperti usaha makanan olahan stroberi yang dimiliki oleh Ibu Dina di Desa Sugihmukti Kec. Pasir Jambu, Kp. Suka Jadi. Usaha tersebut dibangun berdasarkan potensi daerah. Cuaca yang cocok untuk ditanami tanaman stroberi, membuat salah satu warga berinisiatif menjadi pengusaha makanan olahan dari stroberi. Pemilik usaha mengungkapkan, lewat usahanya tersebut dia bisa mempekerjakan kurang lebih 30 orang pegawai. Hasil olahannya dikirim hingga ke Daerah Jakarta, dan omset paling baik bisa menghasilkan 16 juta perhari. Ada beberapa hal catatan penting dalam pembangunan desa, Selain pendidikan yang selalu menjadi latar belakang utama yang harus diperbaiki, pembangunan infrastruktur juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan desa untuk menarik bidang-bidang lain agar semakin maju, perlu skala prioritas dan tahapan dalam pemilihan infrastruktur yang dibangun terlebih dahulu. Bimbingan Pelatihan Desa mebangunini merupakan bagian rangkaian kegiatan dengan tujuan menajamkan analisa untuk menciptakan gerakan baru atau menumbuhkan inovasi-inovasi baru demi membangun pedesaan yang lebih baik, sehingga dapat menciptakan masyrakat bekerja***