Bandung, Bappeda Jabar.- Di daerah Jawa Barat, lahan untuk penghijauan sangat minim. Para peternak sapi perah banyak yang memberikan pakan dengan kualitas hijauan tidak alami. Ini menyebabkan kurang maksimalnya pakan sapi perah yang berimbas pada kualitas susu.
Sebenarnya, sapi perah di Jawa Barat memiliki potensi yang cukup baik. Tetapi hijauan dan kualitas hijauan bagi ternaknya terbatas, ujar Bram Wouters dari Livestock Research Wageningen UR saat menjadi narasumber, Senin (18/4).
Berdasarkan hal tersebut, Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan rapat Focus Group Discussion (FGD) terkait rendahnya produksi susu yang sebabkan kurangnya pakan hijauan dan rendahnya kualitas pangan hijauan.
FGD Pengembangan Lahan Untuk Hijauan Pakan Ternak Program Kerjasama Ketahanan Pangan Indonesia-Belanda Bidang Sapi Perah (DIFS Live) dibuka oleh Kepala Bidang Ekonomi Ahmad Ade Hadeansyah dan berlangsung di Ruang Sidang Bidang Ekonomi Bappeda Jabar Jalan Ir.H Djuanda No.287, Bandung.
Selain Bram Wouters hadir pula Ahli Penghijauan Lahan Untuk Pakan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Luki Abdullah, Dinas Peternakan Provinsi Jabar, Dinas Kehutanan Provinsi Jabar, BP3IPTEK, PT. Agri Bisnis, PT. Hijau Lestari, KPBSU, PTPN, Komisi II DPRD Jabar, dan Direktorat Pakan Kementerian Peternakan RI.
Menurut Ade, dari proses pembuatan pakan perlu ada pembekalanpengetahuan dalam tata cara pemberian pakan yang baik. Selain itu,untuk kesimbangan rasio masih banyak yang memanfaatkan limbah yang secara produksi tidak berimplikasi terhadap peningkatan rata-rata produktivitas.
Ke depannya diharapkan proyek kerjasama ini berfokus pada peningkatan suplay dan kualitas dari pakan hijauan dan konsentrat. Agar meningkatkan suplay, kuantitas dan kualitas dari pakan hijauan dan konsentrat dapat berujung dengan peningkatan pendapatan bagi peternak, ucapnya. (NR)