BANDUNG, INILAH KORAN — Pemerintah Provinsi Jawa Barat terus berupaya menormalisasi fungsi resapan air di kawasan hulu dan Daerah Aliran Sungai (DAS) untuk menjaga kuantitas air saat musim penghujan maupun kemarau. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyebutkan, dengan melakukan penghijauan di kawasan hulu sungai serta disepanjang DAS di seluruh aliran sungai yang ada, akan mampu menghindari risiko banjir dan kekeringan. Aher sapaan akrabnya, mengatakan banjir yang terjadi selama ini dipengaruhi banyak faktor. Contohnya banjir bandang yang terjadi di kawasan timur Kota Bandung beberapa hari lalu, katanya, disebabkan intensitas hujan tinggi dan sejumlah tanggul yang jebol. “Tentu usaha kita terus lakukan, kalau banjir bandang kemarin banyak faktor, curah hujan tinggi dan tanggul jebol sehingga banjir,” kata Aher ini saat menghadiri peringatan Hari Air Dunia di Kabupaten Bekasi, Kamis (22/3/2018) melalui rilisnya. Aher mengatakan tidak hanya KBU, semua daerah resapan air atau DAS di Jawa Barat pun sedang dalam upaya perbaikan. Semua fungsi kawasan ini, katanya, harus dikembalikan ke fungsi semula jika masyarakat ingin sirkulasi air di alam kembali normal. “Kalau kita tidak mau kekeringan, kebanjiran, kurang air, tidak ada kata lain kecuali mengembalikan tempat air kembali jadi tempat air, tadinya tempat serapan air jadi serapan air, kembalikan hutan jadi hutan,” kata Aher. Terlebih dengan disahkannya Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum, Aher mengatakan optimis Sungai Citarum dapat kembali menjadi sungai yang bersih. Selama ini, kata Aher, penanganan Citarum dilakukan mulai dari tingkat pemerintah pusat, provinsi, sampai kabupaten. Dengan adanya perpres tersebut, program penanganan Sungai Citarum diselesaikan bersama dalam satu kerangka utuh. “Kita bersyukur ada Perpres Citarum. Insyaallah yang asalnya (instansi-instansi) sama-sama berkerja (sendiri), sekarang sama-sama bekerja dan kerja sama. Semuanya kerja terintegrasi dengan ketua koordinasi Kemenko Maritim RI, ketua satgas adalah gubernur dan wakilnya pangdam dan kapolda,” kata Aher. Intensitas bencana banjir yang kian meningkat saat ini kata Aher, merupakan dampak dari kondisi alam yang semakin memburuk. Ia menyebut, saat musim kemarau, sungai mengalami kekeringan dan mengakibatkan masyarakat kesulitan mendapat air. Namun saat musim hujan tiba, banjir dan banjir bandang malah melanda sekitar sungai. Hal ini kata Aher disebabkan ketidak normalan kondisi DAS. Dalam peringatan Hari Air Dunia ini, Aher menyatakan pemerintah terus berupaya membuat masyarakat Jawa Barat semakin mudah mendapat air bersih karena kini hanya 73 persen masyarakat Jabar yang bisa mengonsumsi air bersih. Aher meminta peringatan ini tidak sebatas seremoni, tetapi menjadi komitmen bersama dalam memelihara kualitas dan kuantitas air dengan melakukan penghijauan dan pelestarian sumber air. Dalam kesempatan tersebut, Aher pun menebar 500 ribu benih ikan nila, nilem, tawes, mujair, dan sepat di Situ Abidin di Desa Karangmulya, Kabupaten Bojongmanggu, Kabupaten Bekasi.