PURWAKARTA,TRIBUNJABAR.CO.ID – Kampung Kiara Lawang di Desa Cisarua, Kecamatan Tegalwaru, berada di tepi danau Ir H Juanda atau dikenal Danau Jatiluhur, tepatnya di sebelah barat danau. Terpisah sekitar 35 kilometer dari pusat kota Purwakarta. Meski hanya 35 kilometer, jarak tempuh menuju kampung cukup panjang, 1-2 jam perjalanan darat karena infrastruktur yang belum mendukung. Jika lewat danau dengan menyewa perahu nelayan, tidak kurang dari 40 menit bisa ditempuh. Jarak kampung dengan pusat pemerintahan desa mencapai 7 kilo itupun melintasi jalan setapak melewati perkebunan karet. Dan menuju pusat pemerintahan kecamatan ditempuh sepanjang 15 kilometer. Kampung itu hanya memiliki 1 SD yang menampung siswa-siswa warga kampung tersebut yang berjumlah sekitar 150 kepala keluarga lebih. Namun, untuk jenjang pendidikan SMP hingga SMP, anak-anak kampung Kiara Lawang itu harus hijrah, menempuh perjalanan jalan kaki melewati jalur setapak. Keberadaan mereka telah hadir jauh sebelum danau raksasa itu ada. Kata Nunu (45), warga setempat, kampung itu tidak terkena imbas pembangunan waduk. “Tapi karena debit air kian lama kian banyak, kampung kami jadi berada tepat di bibir danau,” ujar Nunu di kediamannya, Senin (30/11). Setiap harinya, kata Nunu, warga sekitar menggantungkan pencarian dari pertanian padi dan mencari ikan di danau. Jauh dari pusat hiruk pikuk sudah jadi kebiasaan. Bahkan, listrik pun sudah masuk desa tersebut. “Paling yang berat itu untuk sekolah anak-anak, jaraknya cukup jauh dengan jalan yang seadanya,” kata dia. Beruntung, Pemkab Purwakarta selama 14 hari ke depan membuka akses jalan desa ke kampung itu sejauh 5 km. Pembukaan jalan itu dengan memperlebar jalan setapak yang biasa digunakan warga. “Jalan itu menghubungkan kampung Kiara Lawang menuju jalan Desa Cisarua sehingga aktifitas warga disana bisa lebih baik dibanding sebelumnya,” ujar Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat membuka proyek pengerjaan jalan. Pemerintah juga menggandeng personil TNI dalam pengerjaan proyek tersebut. Bupati mengatakan, dengan begitu pengerjaan jalan bisa cepat selesai. “Targetnya jalan ini selesai dalam 14 hari pengerjaan dengan biaya sekitar Rp 4 miliar,” ujarnya. Pembukaan jalan itu akan terintegrasi dengan pembukaan jalan sepanjang 21 km yang menghubungkan Kecamatan Maniis dengan Kecamatan Tegalwaru. Sedianya, proyek pengerjaan jalan itu akan rampung pada Juli 2016. “Selama puluhan tahun Kecamatan Tegalwaru ini terisolir terpisah jarak oleh danau Ir H Juanda, pembukaan jalan baru di seluruh Kecamatan Tegalwaru ini untuk membebaskan daerah ini dari keterisoliran, akses jalan yang baik adalah salah satu cara kami membuka daerah ini sehingga tidak lagi terisolir,” ujarnya.