Penulis: pikiran-rakyat.com Pembangunan Pelabuhan Cilamaya yang telah direncanakan pemerintah Pusat terancam batal dilaksanakan. Pasalnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang cenderung pasif dalam menyikapi kebijakan pemerintah pusat tersebut. “Sejauh ini masih terjadi tarik ulur mengenai pembangunan jalan yang menghubungkan pelabuhan Cilamaya dengan Tol Jakarta-Cikampek. Kementerian Pertanian menginginkan jalan dibangun di bawah tanah agar tidak mengganggu lahan pertanian, sementara Pemkab Karawang berharap jalan dibangun di atas (flyover),” ujar Sekretaris Komisi C DPRD, Jimmy Ahmad Jamaksari, saat melakukan dengar pendapat denga Badan Perencanaan Daerah (Bapeda), Dinas Bina Marga dan Dinas Cipta Karya di ruang Rapat I DPRD, Senin (19/8/2013). Menurut dia, persoalan tersebut hingga kini masih menjadi ganjalan dalam mewujudkan pembangunan Pelabuhan Cilamaya. Apalagi, pasir laut di sekitar calon lokasi pelabuhan harus dikeruk, sehingga dikhawatirkan bakal mengganggu daerah tangkapan ikan (fishground) dan jaringan pipa Pertamina. Dikatakan Jimmy, persoalan yang belum terpecahkan itu bisa menjadi pemicu pemerintah pusat mencari lokasi lain untuk membangun pelabuhan sebagai pengembangan dari Pelabuhan Tanjung Priok. “Masih banyak pilihan lain, seperti perairan di wilayah Kabupaten Subang, Bekasi atau mungkin Indramayu,” papar Jimmy. Dikatakan pula, rencana pembangunan Pelabuhan Cilamaya sudah muncul sejak tahun 2002 atau zaman kepemimpinan Bupati Alm. Achmad Dadang. Pada tahun 2010 menteri perhubungan mengeluarkan SK untuk perluasan pelabuhan Tanjung Priok yang lokasinya berada antara Bekasi dan Karawang. Dari hasil kajian JICA, ditentukan Karawang sebagai lokasi yang layak dengan syarat dilakukan pengerukan pasir laut Karawang karena kondisi lautnya dangkal, kata Jimmy.