INILAH, Bandung- Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Netty Heryawan menilai ada pergeseran pemahamana pelaku kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak, dulu adalah orang-orang tidak dikenal namun sekarang justru sebaliknya. “Kejahatan yang dilakukan oleh orang yang tidak dikenal kecil persentasenya, justru orang-orang sekitar yang persentasenya lebih besar dalam melakukan kejahatan,” ujar Netty dalam pemaparan Pembinaan Opsional Fungsi Reskrim dalam rangka penanganan kasus yang berkaitan dengan perempuan dan anak, Kamis di Bandung. Netty mengimbau agar pihak kepolisian mempunyai pemahaman yang sama untuk melakukan perbaikan dan pencegahan terhadap kekerasan anak dan perempuan. Acara di Aula Mapolrestabes Bandung itu diikuti oleh sekitar 65 penyidik polwan dari 26 polsek di kota Bandung. Netty menilai masyarakat penting untuk mulai meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan juga empati terhadap isu ini. Karena banyak kasus terhadap anak dan perempuan justru terjadi karena kurang sensitifnya masyarakat sekitar terhadap permasalahan perempuan dan anak. “Masyarakat sekarang beberapa ada yang tidak terlalu sensitif, bahkan kurang peduli terhadap permasalahan ini, dan juga ada yang menilai sebuah kewajaran” ujar Netty. P2TP2A berharap setiap orang tua mengetahui kegiatan dan permasalahan anak melalui program 20 menit menemani anak sebagai langkah preventif untuk mencegah anaknya menjadi korban kekerasan. Sementara itu, Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Winarto menyatakan pihaknya besinergi dalam penanganan permasalahan ini. “Sepeti yang sudah saya sampaikan, kita akan berkunjung bersama tim untuk membicarakan kerja sama seperti apa yang bisa dilakukan bersama P2TP2A, bagaimana penanganan kita terhadap pendidikan dan juga konselor,” pungkas Kombes Pol Winarto.