OLAHRAGA tradisional kembali digelorakan. Sedikitnya 520 pelajar Sekolah Dasar (SD) se-Kabupaten Ciamis turut ambil bagian dalam lomba olah raga tradisional yang digelar Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis di lapang Buldozer Sindangrasa, Kamis (27/8/2014). Ajang itu sekaligus sebagai seleksi olah raga tradisional yang akan dikirimkan ke tingkat Provinsi Jawa Barat dan nasional. Kegiatan seleksi olahraga tradisonal ini diikuti 520 orang peserta utusan dari tiap UPTD Disdik Kab. Ciamis. Para peserta merupakan pelajar Sekolah Dasar berusia 6-12 tahun, kata Ketua Panital yang juga Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ciamis, Drs.H. Dede Hermawan. Menurut dia, dalam seleksi olahraga tradisonal itu, dilombakan empat cabang olahraga tradisional yakni untuk peserta putri diperlombakan cabang olahraga tarompah panjang dan hadangan, sedangkan untuk peserta putra diperlombakan engrang dan dogongan. Digelarnya kegiatan seleksi ini pula dimaksudkan sudah barang tentu selain sebagai sarana ataupun wadah berolahraga juga sebagai ajang seleksi di event yang sama pada level provinsi maupun nasional, jelas H.Dede Hermawan. Yang pasti, kata Dede banyak hal yang bisa dari kegiatan ini selain tentunya sebagai bagian dari menjalankan program juga menumbuh kembangkan minat olahraga dikalangan pelajar khsususnya di lingkup SD juga sebagai wahana pengembangan prestasi olahraga pelajar. Olahraga tradisional ini tak hanya sekedar olahraga pisik saja namun ada unsur seni budaya didalamnya hingga demikian perlu dipertahankan untuk menjaga jati diri bangsa bahkan hendaknya pula olahraga tradisonal bisa menjadi gaya hidup masyarakat,ungkap H.dede Hermawan. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis, Drs. Toto Marwoto, M.Pd.saat membuka kegiatan tersebut mengatakan,olahraga tradisional memiliki filosofi mendalam sehingga tentunya tak hanya sekadar lomba dan berolahraga saja. Melalui olahrga tradisonal ini tentunya selain menyehatkan dan mengembangkan prestasi juga sebagai wahana ajang tali silaturahmi serta mengajarkan keseimbangan tubuh dan bersikap visioner, ujar Toto Marwoto. Di samping itupun juga kegiatan seleksi olaraga tradsional ini menjadi salah satu bagian dari repleksi program kurikulum 2013 yang saat ini tengah dijalani. Dari olah raga tradisonal ini pula tentunya menjadi wahana belajar pembentukan karakteristik nilai luhur kebersamaan dan juga memupuk jiwa satria,teloransi siswa didik ,tegas Toto Marwoto. Toto memandang olahraga tradisonal ini selain permainan yang menonjolkan kegembiraaan, berbagai filosofi yang terkandung pada olahraga tradisonal ini dapat menjadi bahan pembelajaran untuk memiliki nilai kebersamaan, pengertian, sportivitas, berfikir kritis, toleransi, serta mencintai budayanya sendiri. (Yogi T Nugraha/ KP)***