Sumedang, PR.- Bencana alam longsor dan ambles menerjang sejumlah wilayah di Jawa Barat. Tingginya cerah hujan dan labilnya kontur tanah menjadi penyebab bencana alam tersebut. Di kabupaten Sumedang, Jalan provinsi Penghubung Sumedang-Malangbong (Kabupaten Garut) nyaris putus. Titik terendah jalan tersebut yakti di sekitar Jembatan Cimuja, Desa Jatibungur, Kecamatan Darmaja, Kabupaten Sumedang, berada di elevasi 245 meter di atas permukaan laut (mdpl) Sementara hingga kemarin, elevasi permukaan air Waduk Jatigede sudah mencapai ketinggian 235 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kenyataan akan terputusnya jalan provinsi tersebut di perparah dengan amblesnya jalan pengganti, Jalan Linggar Jatigede, tepatnya di Desa Sukapura, Kecamatan Wado, Padahal, hingga saat ini, jalan ini masih proses pembangunan dan belum 100% rampung. Menurut salah seorang warga Kecamatan Wado Purnama, 35; dan Dayat, 42, kontur tanah di lokasi tersebut memang labil. Amblesnya jalan mura dari retakan kecil pada saat turun hujan, dan terus menerus bergerak hingga akhirnya retak dan ambles. Kondisi jalan yang saat ini ambles tidak menutup kemungkinan tanahnya akan terus bergerak dan pada akhirnya akan longsor. Jalan yang berdiri di tanah itu labil, sangat beresiko besar jika dilalui. Maka itu, seharusnya pemerintah lebih memperhatikan kualitas pinggiran jalan tersebut, ujarnya kepada KORAN SINDO kemarin. Dengan kondisi ini, kata dia, warga mengaku khawatir jika pengendara yang memaksa lewat jalur tersebut. Sebab, saat ini, jalan sudah ramai digunakan oleh pengendara. Sudah banyak yang menggunakan jalur ini, masalahnya untuk menempuh Kecamatan Wado, dari Desa Neglasari Sangat Singkat. Kami berharap, pemerintah terkait segera dapatb melakukan upaya untuk segera memperbaiki jalan tersebut. Agar tidak menimbulkan korban, tuturnya. Menyikapi kondisi ini, kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Sumedang Sudjamoko mengatakan, dalam waktu dekat melayangkan laporan kepada Kementerian Pekerjaan Umum. Terkait amblasnya Jalan Lingkar Jatigede di Desa sukapura, Kecamatan Wado itu sudah sepenuhnya otoritas Kementerian PU, sebab inikan proyek pusat yang bangun, kata dia. Jalan lingkar Jatigede ini, kata dia, sebelumnya diproyeksi sebagai pengganti jalan provinsi Jalan Sumedang-Malangbong, dengan rute mengelilingi/melingkari setengah dari Waduk Jatigede. Mulai dari kecamatan Jatigede, kecamatan Jatinunggul, kecamatan Wajo hingga Kecamatan Darmaraja. Sementara itu di kabupaten Tasikmalaya, longsor memutuskan Jalan Desa Wandasari Kecamatajn Bodjogembir. Akibatnya, jalur transportasi yang menghubungkan dengan Kabupaten Garut menjadi terhenti. Tidak ada bantuan alat berat untuk menumpukan material longsoran. Warga sekitar bergotong-royong dengan peralatan seadanya menyingkirkan material tanah sepanjang 50 meter, dan ketinggian 3 meter. Warga biasa menyebutnya jalur Cirende-Cihanura menuju Cicomreyang memang kondisi jalannya berupa tanah dan batuan saja. Belum ada pengaspalan yang memadai disana. Sedangkan bagian jalan berupa jurang dan tebing dengan perkebunan teh serta kebun milik warga, memang satu satunya akses disana sehingga jika tertimbun longsor maka dengan sendirinya transportasi tersendat, ungkap Tokoh Masyarakat Kecamatan Bojonggambir Cucu Rasman. Sementara itu, di Kabupaten Garut Sembilan unit rumah di Kampung Sawahlimus RT 03/03, Desa Pancasura, Kecamatan Singajaya terancam terkena longsor. Kesembilan rumah warga itu terancam karena tanah yang berada di bawah pemukiman telah mengalami longsor. Kepada Desa Pancasura Fulloh A Ridho mengatakan, longsor terjadi di area persawahan yang berjarak sekitar 200 meter di bawah pemukiman warga. Warga pun khawatir bila longsoran tersebut berdampak ke pemukiman mereka.