BAPPEDA JABAR - Kontribusi Ekspor Jabar Mencapai 35,67%
Kontribusi Ekspor Jabar Mencapai 35,67%
23 May 2016 22:03

Inilah.- Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jabar Soekowardojo mengatakan nilai ekspor Jabar pada tiga tahun terakhir memberikan kontribusi sebesar 35,67% terhadap struktur PDRB di provinsi ini.

Menurutnya, capaian itu terhitung kedua terbesar setelah komponen konsumsi. Pada triwulan I/2016 ini share komponen ekspor meningkat sebesar 40,88%.

“Dari 12 produk ekspor Jabar, TPT (tekstil dan produk tekstil) dan produk elektronik merupakan share terbesar. Yaitu sebesar 23% dan 16,2%,” kata Soewardojo saat pembukaan Forum Kinerja Ekspor Jabar 2016 di Kantor Perwakilan BI Jabar, Rabu (18/5).

Sebagai daerah penopang perekonomian nasional ketiga, pangsa rata-rata Jabar dalam lima tahun ini terhitung sebesar 14,28% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Rinciannya, Jakarta mendapat pangsa rata-rata sebesar 17,49%, Jatim (14,79%), dan Jateng (8,49%).

Sedangkan, pada 2015 lalu pertumbuhan ekspor luar negeri tercatat sebesar -5,08%. Pertumbuhan itu mengalami perlambatan jika dibandingkan 2014 yang tumbuh sebesar 1,92%.

“Namun, perlambatan pertumbuhan kinerja ekspor itu tidak diikuti dengan kinerja volume ekspor. Dibandingkan dengan 2014, volume ekspor 2015 naik 1,85% dari 6,53 juta ton menjadi 6,66 juta ton,” ujarnya.

Sementara itu, kondisi impor Jabar pada 2015 mengalami perlambatan sebesar -2,81% (yoy). Sebelumnya, impor Jabar pada 2014 terhitung sebesar -7,73%. Seiring dengan itu, volume impor melambat -8,48% (yoy). Perlambatan ini sejalan dengan perekonomian global dan domestik yang cenderung melambat.

Sementara itu, selama Januari-April 2016 nilai maupun volume ekspor Indonesia mengalami penurunan masing-masing 13,6% dan 9,2% (yoy). Kondisi tersebut masih dipengaruhi peremonomian global yang pada tahun ini masih harus menghadapi risiko dan tantangan.

Sekretaris Dirjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan Pradnyawati mengatakan meski demikian beberapa komoditas mengalami peningkatan nilai ekspor seperti perhiasan, biji kerak abu logam, berbagai produk kimia, alas kaki, dan pakaian jadi.

Menurutnya, kecenderungan ekspor Indonesia selama periode 2011-2015 itu menurun sekitar 6,6% per tahun. Tren ekspor nonmigas terhitung sebesar 4,5% per tahun. Sedangkan, kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Januari-April 2016 cenderung lebih rendah jika dibandingkan 2015.

“Ekspor nonmigas tahun lalu mencapai US$131,7 miliar atau turun 9,7% (yoy) dengan proporsi sektor industri mendominasi dengan pangsa ekspor 81%, pertambangan 15%, dan pertanian 4%,” ujarnya.

Di sisi impor, dia menyebutkan pada kuartal I/2016 ini masih didominasi bahan baku sebesar 74,1%. Angka ini mengalami penurunan sebesar 15, 4% (yoy). Kondisi berbeda dengan pangsa impor barang konsumsi selama Januari-Maret 2016 naik signifikan menjadi 9,4% dan nilainya mengalami peningkatan sebesar 16,5%

Copyright © Humas Bappeda Provinsi Jawa Barat 2022