Bandung – Pemerintah Provinsi Jawa Barat membagikan bibit serta pupuk untuk mengembangkan teh rakyat. Hal tersebut dilakukan, untuk mengembangkan komoditas ekspor teh ke luar negeri yang selama ini permintaannya semakin banyak. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menuturkan, Jawa Barat merupakan penghasil 70 persen komoditas teh di Indonesia. Namun, besarnya permintaan pasar, baik domestik maupun internasional, tidak didukung dengan persediaan dan hasil produksi teh yang ada. “Itu disebabkan minimnya jumlah penanaman bibit teh di sebagian besar perkebunan yang dikelola rakyat,” tutur Heryawan dalam acara Intergoverment Group (IGG) on Tea 2014, di Hotel Grand Panghegar Bandung (5/11/2014). Biasanya, lanjut Heryawan, perkebunan teh masyarakat itu sangat jarang. Jarak antara pohon masih jauh. Berbeda dengan Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) yang bisa mencapai 10 hingga 13 ribu pohon per hektarnya. “Untuk teh rakyat hanya berkisar 7.000 pohon per hektarnya,” jelas pria yang akrab disapa Aher ini. Aher mengatakan, Jabar telah mendapatkan suntikan dana senilai Rp45 miliar dari Kementrian Pertanian untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan kebun teh nya. Dana tersebut disalurkan melalui pembagian 7 juta bibit teh unggul yang sudah disertifikasi. “Rencananya, bibit teh untuk 3200 hektar kebun teh rakyat tersebut akan diresmikan pada 30 Desember 2014 mendatang,” kata Aher. Aher berharap, dengan bantuan tersebut kebun teh yang dikembangkan oleh rakyat bisa mencapai angka 10 ribu pohon per hektarenya. “Selain pembagian bibit teh unggul, bantuan kebun teh rakyat juga diberikan dalam bentuk pupuk, dan pelatihan-pelatihan pengelolaan lahan pertanian,” ucap orang nomor satu di Jabar ini. Dengan begitu, Aher berharap 48.000 hektar kebun teh rakyat, atau sekitar 52 persen dari seluruh lahan kebun teh di Jawa Barat akan meningkatkan kualitas dan hasil produksinya. “Jika produksi banyak dapat berimbas pada jumlah ekspor teh di Indonesia,” tutup Aher.