Bandung, Jawa Barat – Nutrition International, Save the Children, danBappeda Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan Jabar Stunting Summit Side Event yang dihadiri oleh perwakilan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dari 27 kabupaten/kota dengan tujuan untuk mendukung Pemerintah Jawa Barat dalam upaya percepatan penurunan stunting, Kamis (24/11). Jabar Stunting Summit Side Event merupakan acara pendahuluan dari rangkaian kegiatan Jabar Stunting Summit yang akan diselenggarakan pada bulan Desember oleh Bappeda Provinsi Jawa Barat. Side Event yang mengusung tema “Bersama Wujudkan Jabar Zero New Stunting, BISA!” ini merupakan pertemuan di mana para pemangku kepentingan lintas sektor untuk berdiskusi, berbagi pengalaman dan pengetahuan baru, serta saling berbagi praktik baik dan pencapaian para pemangku kepentingan. Side event sendiri merupakan kegiatan di bawah proyek BISA (Better Investment for Stunting Alleviation) yang digawangi oleh Nutrition International dan Save the Children. “Salah satu tujuan Nutrition International melalui proyek BISA adalah untuk mendukung dan memperkaya kebijakan perbaikan gizi sebagai prioritas nasional sehingga mampu memperkuat koordinasi upaya percepatan penurunan stunting. Jabar Stunting Summit sendiri merupakan acara strategis yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, dan sebagai acara pendahuluan, kehadiran pemangku kepentingan dari berbagai lintas sektor dalam acara ini menunjukkan keseriusan dan komitmen kita dalam mewujudkan Jabar Zero New Stunting,” ujar Direktur Nutrition International, Herrio Hattu, dalam sambutannya. “Tahun ini Nutrition International merayakan ulang tahunnya yang ke-30, sehingga kegiatan ini juga menunjukkan peran dan komitmen kita dalam membangun masa depan generasi bangsa yang lebih baik. Kegiatan ini serta berbagai dukungan yang sudah kami berikan kepada pemerintah Jawa Barat membuat kami bangga terhadap kontribusi yang sudah kami berikan untuk memperbaiki gizi generasi yang akan datang,” tambahnya. Staf Ahli Gubernur Jawa Barat Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, H. Engkus Sutisna, menekankan pentingnya pelaksanaan penurunan stunting yang holistik, integratif, dan berkualitas yang dikerjakan bersama-sama oleh berbagai pemangku kepentingan, sesuai yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden no.72/2021. “Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah Provinsi Jawa Barat telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting dan menerbitkan Peraturan Gubernur Jawa Barat no.107/2021 tentang percepatan penurunan stunting di daerah,” ujar Engkus Sutisna. “Acara ini menjadi langkah awal dan menjadi bukti nyata konvergensi percepatan penurunan stunting di Jawa Barat menuju Jabar Zero New Stunting.” Side Event dibagi menjadi tiga sesi. Sesi pertama merupakan panel diskusi dengan Kepala Bidang PPM Bappeda Jawa barat, Idam Rahmat, Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas, Pungkas Bahjuri Ali, dan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Dr. R. Nina Susana Dewi sebagai narasumber. Dalam sesi ini, pemateri menjabarkan tentang beragam regulasi terkait stunting yang sudah dihasilkan oleh Jawa Barat dan progres implementasi regulasi tersebut. Koordinasi pelaksanaan program penurunan stunting dan sinergi antara perencanaan dan penganggaran program penurunan sunting di Jawa Barat juga menjadi topik bahasan dalam sesi ini. “Secara nominal, alokasi pemda kabupaten/kota di Jawa Barat terbanyak mengirimkan data dukungan APBD untuk tahun anggara 2019-2021 yang mendukung penurunan stunting,” ujar Idam Rahmat. Sesi kedua difokuskan pada peran non-pemerintah dalam penurunan stunting. Rozy Jafar sebagai perwakilan Nutrition International yang merupakan koordinator gerakan scaling up nutrition (SUN) CSO (civil society organization), Stefanus Indrayana perwakilan dari SUN Business Network, dan Pimpinan Proyek BISA, Prima Setiawan mengisi sesi ini. Rozy memaparkan peranan dan keterlibatan kelompok masyakarat sipil ini dalam konvergensi usaha-usaha pemenuhan gizi dan penurunan stunting. “Beberapa peran yang dapat dimainkan oleh CSO adalah mengadvokasi serta mengevaluasi apakah kebijakan pusat sudah diimplementasikan di daerah, apakah strategi nasional sudah diadaptasi dalam konteks lokal, dan apakah kebijakan yang dibuat oleh pemda dilaksanakan dengan konsisten dengan penyediaan anggaran dan sumber daya yang diperlukan,” ujar Rozy. Pada sesi terakhir, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang dan petugas gizi Puskesmas Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, serta fasilitator emo-demo di Kabupaten Sumedang dan Bandung Barat berbagi beragam kisah baik tentang dampingan BISA dalam membantu penanggulangan stunting di dua kabupaten ini.