Sabtu 13 Juni 2014, Bappeda Provinsi Jawa Barat menggelar Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan Mutu Pendidikan. Acara yang dibuka oleh Kasubag Umum Bappeda Provinsi Jawa Barat H. E Agus Ismail, S.Sos., M.Pd ini dimulai pada pukul 13.30 WIB di Ruang Sidang Bidang Sosial Budaya. Peserta yang hadir dalam acara tersebut diantaranya,perwakilan dari UIN SGD Bandung, UNINUS, Disdik Kota Bandung, Dinsos Jawa Barat, Kepala sekolah SMA 3 dan SMK 1 Bandung. Dalam pembukaannya, Beliau menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah berangkat dari RPJMD tentang sepuluh prioritas pembangunan Jawa Barat, yakni salah satunya adalah peningkatan aksesibilitas kualitas mutu pendidikan. Melalui FDG ini diharapkan dapat menemukan upaya baru untuk meningkatkan mutu pendidikan, sehingga prioritas pembangunan Jawa Barat tersebut dapat direalisasikan dan Jawa Barat menjadi barometer dalam pendidikan di Indonesia. Secara sederhana, kepuasan mutu pendidikan adalah kebutuhan masyarakan bisa terlayani, misalnya akses, prestasi dsb. Menurut Disdik Kota Bandung, pengelolaan pendidikan harus ada keterpaduan yang selaras terhadap rugulasi dari pusat dan kebijakan yang muncul dari daerah. salah satu contoh adalah mengenai kurikulum pembelajaran yang masih dipegang oleh pusat, bukan oleh daerah yang justru memahami situasi dan kondisi lingkungannya. Selain itu, kepala sekolah kedepan tidak hanya cukup selesai dibidang pendidikan secara umum, melainkan dia harus paham tentang segala kebijakan yang dikeluarkan oleh pusat terkait dengan pendidikan, karna kepala sekolah berperan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dedi Mulyasana berpendapat bahwa, fakta hari ini pendidikan dititik beratkan pada lamanya waktu dalam belajar. Seharusnya cara berfikir tersebut dirubah, bukan lamanya waktu tetapi materi yang disajikan yang harus lebih dioptimalkan. Sehingga pendidikan SD tidak harus enam tahun tetapi cukup dengan empat tahun. Selanjutnya, pola pembelajaran yang harus dirubah, pendidikan sekolah dasar harus lebih ditekankan pada pembentukan karakter bukan pada hapalan-hapalan yang bersifat teoritis, karna pendidikan karakter akan membentuk kepercayaan diri yang selanjutnya akan menuntun mereka berano dalam menggali apa yang dibutuhkan dalam masanya sendiri. Guru bukanlah penguasa kelas, melainkan sebagai pelayan dalam kelas. Sehingga Tugas guru adalah bukanya hanya mengajar tetapi membatu memecahkan kesulitan dalam belajar. Materi yang disajikan bukan hanya materi yang dianggap unggul, melainkan unggul juga dijamannya, artinya punggul sesuai konteks ruang dan waktu. Selanjutnya Kepala sekolah SMA 3 yang mempunyai predikat sekolah favorit di Kota Bandung memberikan gambaran terkait apa yang dilakukan di sekolahnya tersebut. Sebenarnya predikat yang dimiliki oleh SMA 3 tersebut itu tidak lain berkat para siswanya itu sendiri. Salah satu yang membentuk anak itu pintar adalah lingkungan dimana mereka bergal. Lingkungan itulah yang sudah terjadi di SMA 3tuturnya. Dari beberapa pendapat yang disampaikan oleh nara sumber dalam diskusi tersebut, peserta diskusi akan merumuskan satu skema untuk dibawa kedalam program prioritas pembangunan Jawa Barat. Sehingga diharapkan impian untuk menjadikan Provinsi Jawa Barat sebagai barometer mutu pendidikan di Indonesia bisa terlaksanakan.