Sabtu 04 April 2014, Bappeda Provinsi Jawa Barat menggelar Focus Group Discussion (FGD) Ketenagakerjaan. Acara yang dipimpin oleh Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat Prof. Dr. Ir. Deny Juanda Puradimaja, DEA ini dimulai pada pukul 21.00 WIB di Ruang Sidang Bidang Ekonomi. Peserta yang hadir dalam acara tersebut diantaranya, DPP APINDO Jabar, BKP Bekasi, ITB, Disdik, Dinkes Provinsi Jawa Barat, Kementrian Pelatihan ketenagakerjaan, Kepala Balai Pelatihan Ketenagakerjaan (BPK), UNPAD. Dalam acara tersebut, Kepala Bappeda Jabar menyampaikan bahwa tujuan kegiatan ini adalah ingin mencari upaya baru tentang pendidikan yang ketika lulus bukan mencari pekerjaan, melainkan membuka lapangan kerja baru. Pernyataan Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat disambung oleh Kepala Disnakertrans Provinsi Jawa Barat, memang harus dicari pola yang memungkinkan menemukan suatu cara tentang serapan tenaga kerja keterkaitannya dengan pelatihan ujarnya. Salah satu jenis pelatihan yang dimiliki oleh Disnakertrans adalah Community based training. Community based training dikelola menggunakan media-media yang bergerak, Mobile training unit artinya bisa massal tapi tidak menekankan pada kompetensi. Selanjutnya ada beberapa orang lagi yang ikut menyampaikan pendapatnya dalam diskusi tersebut, diantaranya Kepala Balai Pelatihan Ketenagakerjaan Bekasi yang menyebutkan bahwa Tupoksi BKP adalah Menyelenggarakan program pelatihan ketenagakerjaan. Metodologinya mengacu kepada standar kompetensi Indonesia yang didalamnya ada muatan-muatan industri, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa didalam pembelajaran tersebut ada istilah soft skill yaitu mengarah pada kewirausahaan. Disnaker Kota Bandung berpendapat bahwa, Sebelum pelatihan sebaiknya dilakukan dulu survey pangsa pasar, sehingga dapat diketahui pelatihan apa dan ditargetkan untuk siapakah pelatihan tersebut. Kemudian, setelah pelatihan harus ada rencana tindak lanjut. Selama ini setelah pelatihan tidak ada evaluasi sejauh mana efektivitas pelatihan tersebut dilakukan. Pelatihan dilakukan selama 14-20 hari dan sasarannya adalah masyarakat. Dari pelatihan tersebut diharapannya bisa memberikan dampak efek domino. Kepala Bappeda Jabar menambahkan, bahwa penyebab kegagalan adalah tidak memperhatikan segala sesuatu secara detail. Maka dari itu untuk mengerjakan sesuatu, haruslah diteliti dulu baru dikerjakan. Kemudian, seseorang harus mempunyai kemandirian ketika lulus dari pendidikan. Menjadi pengusaha harus tahan banting, dan memiliki potensi untuk berkembang. Dalam berwirausaha, mental tahan banting adalah kunci keberhasilan wirausaha tersebut.