Antarajabar.com – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat akan terus memantau pelaksanaan vaksin ulang di kawasannya terkait temuan kasus vaksin palsu yang diungkap oleh Bareskrim Mabes Polri beberapa waktu lalu. “Untuk vaksin ulang data sampai kemarin diungkapkannya, baru ada sebanyak 21 orang. Para korban tersebut berasal dari satu rumah sakit, yakni Rumah Sakit Sayang Bunda, Bekasi, baru di sana saja,” kata Kepala Dinas Kesehatan jawa Barat Alma Lucyati, di Bandung, Senin. Alma mengatakan Dinkes Jawa Barat masih informasi dari Satgas Penanggulangan Vaksin Palsu terkait berapa jumlah anak yang harus divaksin ulang di rumah sakit lainnya. Dinas Kesehatan Jabar, menurut dia, juga tidak akan terburu-buru mencabut izin rumah sakit, klinik, dan bidan yang menggunakan vaksin palsu karena sampai saat ini masih akan menunggu hasil pemeriksaan dari Bareskim Mabes Polri. “Kalau kita di Dinkes Jabar tidak boleh melewati hasil pemeriksaan Bareskim. Diliat kasusnya seperti apa. Kalau di Jabar belum dibuka karena masih on the way diperiksa. Harus dilihat case by case,” kata dia. Menurut dia, sampai saat ini Dinkes Jabar masih berfokus pada mitigasi awal terhadap pendataan anak-anak yang menjadi korban vaksin palsu. “Untuk sekarang kan sudah ada satgas dan crisis center dimasing-masing lokasi,” kata dia. Ia menuturkan terjadinya kasus vaksin palsu ini tidak menyurutkan masyarakat untuk tetap melakukan vaksin yakni terlihat masih tingginya animo masyarakat yang tetap membawa anaknya ke rumah sakit atau puskesmas untuk diberi vaksin. Sementara itu akil Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat Yomanous Untung mengaku prihatin dengan adanya kasus vaksin palsu tersebut karena yang menjadi korban adalah anak-anak. “Tentunya kasus ini harus menjadi perhatian pemerintah. Kasus ini harus dituntaskan oleh pemerintah,” ujarnya. Politisi dari Fraksi Partai Golkar DPRD Jawa Barat ini mengatakan kasus vaksin palsu ini melibatkan orang-orang penting di tubuh rumah sakit yang terbukti menggunakan vaksin palsu. “Aparat kepolisian harus serius mengunkap kasus ini agar tidak ada lagi korban kedepannya. Kita menduga ada unsur kesengajaan di sana yang melibatkan orang dalam di rumah sakit. Ini harus diusut tuntas,” kata Untung. (Ajat Sudrajat)