SELAIN makanan ringannya, Kabupaten Ciamis juga dikenal dengan home industri Abon sapi.Bahkan abon sapi khas Ciamis menjadi makan vaforit para calon jamaah haji dan Umroh. Disamping tahan selama lima bulan abon sebagai juga sesuai dengan lidah jamaah haji asal Indonesia khususnya priangan timur. Tak pelak setiap menjelang musim haji, pengrajin abon di Ciamis selalu kebanjiran pesanan, baik jamaah dari dalam kota maupun luar kota. Salah seorang produsen Abon Sapi Rajawali dari Rancapetir Kabupaten Ciamis, Novi Mustika Sari mengaku, setiap menjelang pemberangkatan jamaah haji permintaan abon naik hingga lebih 100 persen, termasuk dari Jakarta, Bogor Bekasi, dan luar propinsi. Kalau jamaah haji dari dalam daerah biasanya memesan abon beberapa hari sebelum keberangkatan, kalau dari luar daerah bisa dua bulan sampai satu bulan sebelum pemberangkatan, ujarnya. Selain abon, permintaan dendeng, mustopa dan serundeng juga ikut meningkat. Untuk kemasan, Menurut Novi, jamaah haji dan umroh menyukai abon yang dikemas dalam bungkusan kecil-kecil, ketimbang dalam plastik besar yang berisi 1 kg. Abon dalam bungkus kecil dipandang lebih praktis ketimbang bungkus besar. Terkait mahalnya harga bahan baku abon, kata Nopi, memang jadi kendala karena hampir semua bahan baku naik teruama plastik yang terpengaruh harga dolar. Kalau harga daging masih stabil, plastik yang naik tinggi, tapi harga abon tidak kami naikan. Hanya keuntungannya menipis,ujarnya. (Abdul Haris)***