Inilah, Mekkah.- Replika museum Nabi Muhammad yang akan dibangun di Jabar telah disetujui pihak museum. Saat ini ada sekitar 30 negara yang sedang mengajukan pembangun replika tersebut. Persetujuan itu terungkap dalam studi banding rombongan Pempov Jabar ke Museum Assalamualaika Ayyuhan Nabi di Mekkah, Selasa (7/6). Replika yang diajukan Jabar ini berbarengan dengan 30 pengajuan dari negara lain di antaranya, Cina, India, dan Malaysia. Rombongan diterima langsung oleh Kepala dan Pembina Museum Assalamualaika Ayyuhan Nabi Dr Naser Bin Musfir Alzahrani dan Direktur Eksekutif Museum Assalamualaikan Ayyuhan Nabi Khalid Kamal. Hasil pertemuan itu, kedua pihak sepakat untuk mengembangkan cabang di Provinsi Jabar berupa replika museum yang ada di Mekkah. Perkembangan ini, tentunya menjadi kabar baik bagi Pemprov Jabar yang sebelumnya telah mengajukan. Usulan pendirian replika museum di Jabar ini, disambut baik oleh Dr Naser. Pihak Museum Assalamualaika Ayyuhan Nabi pun siap mengawal pembangunan replika museum Nabi Muhammad yang akan dibangun di kawasan masjid terapung Gedebage. Asda II Bidang Ekbang Setda Jabar Prof Denny Juanda Puradimadja mengatakan, kunjungan ke Museum Nabi Muhammad di Mekkah merupakan tindak lanjut dari surat gubernur Jabar sebelumnya. Menurut dia, dua bulan lalu gubernur Jabar menyurati pihak museum di Mekkah untuk menerima studi banding tim pembangunan replika museum Nabi Muhammad. ”Alhamdulillah, usulan kami diterima oleh pihak museum Nabi Muhammad di Mekkah,” ujar Denny di sela kunjungan ke museum di Mekkah, Selasa (7/6). Di menegaskan, dengan perkembangan hasil pertemuan itu kebijakan gubernur Jabar dalam mendirikan replika museum Nabi Muhammad di Gedebage akan segea terealisasi. Dalam proses pembangunannya, papar Denny, Pemprov Jabar akan mendapat pengawalan dari pihak Museum di Mekkah. Dengan demikian, imbuh dia, proses pembangunan dan bentuk replika museum Nabi Muhammad nanti akan sesuai ketentuan dan batasan secara akurat. Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menyatakan, rencana pembangunan replika museum tersebut sudah menjadi komitmen Provinsi Jabar. Menurut dia, Pemprov Jabar berkewajiban menyajikan informasi utuh terkait Islam kepada warganya. Aher, panggilan akrab Ahmad Heryawan, menyatakan, kehadiran replika museum itu akan menjadi salah satu upaya memperkaya pemahaman warga tentang Islam dan Nabi Muhammad. ”Jika sudah memahami secara utuh, maka tidak akan ada penyimpangan mainstream yang selama ini mengganggu ketentraman dan kondusivitas,” ujarnya. Menurut Aher, rencana kehadiran replika museum itu merupakan aspirasi warga sejak lama. Pihaknya berkewajiban mengabulkan permohonan itu.