Inilah, Yogyakarta.- Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberikan fasilitas khusus bagi warga yang tengah menuntut ilmu di Yogyakarta. Pemprov menyediakan satu asrama mewah agar mereka bisa menuntut ilmu dengan baik. Asrama yang terletak di Jalan Pengok Kidul, Yogyakarta tersebut diberi nama Asrama Kujang. Asrama tersebut selain untuk mahasiswa dan pertemuan warga Jabar, juga dapat digunakan sebagai anjungan. Warga Jabar dapat menggelar berbagai aktivitas budaya Sunda di tempat tersebut. Pemprov telah menyalurkan bantuan senilai Rp10 miliar guna membangun asrama tersebut. Asrama yang dulu dibeli dari patungan dana mahasiswa ini pada 2005 lalu sempat runtuh karena digoyang gempa besar. “Pemprov Jabar membantu pembangunan gedung asrama dari awal pada 2012. Kami membangun ini dengan anggaran Rp10 miliar, pengalokasiannya lewat dua kali penganggaran di 2015,” tutur Heryawan seusai meresmikan Asrama Kujang, Selasa (26/4/2016). Dari dana tersebut, saat ini gedung asrama tersebut berdiri megah berlantai 5 dengan fasilitas memadai, dari parkir hingga kamar VIP. “Saya bangga dengan gedung ini, karena selain menjadi tempat berinteraksi warga dan mahasiswa asal Jabar, gedung ini hadir sebagai etalase Jabar di Yogyakarta,” jelasnya. Pria yang akrab disapa Aher itu menyebut, warga Jabar yang berdomisili di Yogyakarta jumlahnya sekitar 35.000 orang. Mayoritas adalah mahasiswa dan wiraswasta. Oleh sebab itu, warga yang akan menikmati seni Jabar tidak harus pulang kampung. Mereka bisa menikmati di asrama tersebut. “Nanti ada penampilan tradisional Jabar di asrama ini,” ujarnya. Meskipun terbilang mewah, jumlah kamar di asrama tidak mampu menampung seluruh mahasiswa Jabar di Yogyakarta. Asrama ini akan memprioritaskan mahasiswa baru yang belum mendapat tempat kos. “Jadi daripada bingung belum punya tempat kos, mahasiswa asal Jabar bisa memanfaatkan gedung ini dulu,” jelasnya. Kepada warga Jabar di Yogyakarta, Aher meminta maaf. Pasalnya, orang nomor satu di Jabar ini baru berkunjung setelah sekian lama. Padahal, selama ini dia cukup sering berkunjung ke Yogya, baik acara kedinatasan ataupun nondinas. Aher juga mengimbau kepada seluruh warga Jabar yang tinggal di Yogyakarta untuk bisa lebih maju dan mengharumkan nama Jawa Barat. Selama ini, warga Jabar yang tinggal di provinsi lain dilkenal cukup baik serta kondisi perekonomian pun cukup maju. “Saya sering berkunjung ke Makassar, Batam, hingga Papua. Ternyata warga Jabar yang tinggal di sana kondisi ekonominya cukup. Mungkin ikhtiarnya lebih tinggi dibanding di kampung sendiri,” tutupnya. Sesepuh dan pengurus Asrama Kujang, Ki Demang Wangsyapudin menyatakan, asrama tersebut tidak sembarangan diisi oleh mahasiswa. Ada 4 aspek yang ditonjolkan dalam asrama ini. Salah satunya, mereka merupakan perwakilan yang didelegasikan masing-masing kabupaten daerah asalnya. “Selain itu, mahasiswa asrama ini tentunya harus berilmu, berbudaya, berbakat di bidang olahraga, dan bersifat sosial,” ujarnya di tempat yang sama. Demang menyebut, asrama megah tersebut sebelumnya bisa dibilang jelek. Namun, setelah diambil alih oleh Pemprov, asrama ini dapat dikatakan megah. Bahkan dari 34 provinsi anjungan di Yogyakarta, anjungan Jabar masuk dalam 10 besar. “Jumlah kamar dan kapasitas disesuaikan dengan jumlah kota/kabupaten di Jawa Barat yaitu 27 orang. ?Selain kamar bagi mahasiswa, gedung asrama dilengkapi juga dengan lima kamar VIP, ruang rapat, perpustakaan, dan aula,” ucapnya. Demang menyebut, selain sebagai wadah perkumpulan mahasiswa Jawa Barat, asrama itu juga merupakan wadah bagi seluruh warga Jawa Barat yang tinggal di daerah Yogyakarta untuk berkumpul dan mengadakan kegiatan. “Kegiatan tersebut bisa berupa seni maupun sosial. Bahkan asrama Kujang juga digunakan sebagai anjungan daerah nusantara,” ungkapnya. Selama ini, lanjutnya, baru dua gubernur Jabar yang resmi berkunjung ke sana yakni Aang Kunaefi saat peletakan batu pertama, lalu Ahmad Heryawan saat bangunan sudah dibangun. Pada peresmian gedung Asrama Kujang, Aher mengundang wali kota/bupati dari kota/kabupaten se-Jawa Barat, Wali Kota Yogyakarta dan Gubernur DIY. Acara peresmian tersebut diisi dengan pagelaran dua macam wayang. Yakni, wayang kulit dan wayang golek. “Pagelaran tersebut dibuat sebagai simbol keharmonisan dan obat rindu bagi 35.000 jiwa warga Jawa Barat yang menetap di Yogyakarta. Sekaligus akan digelar pengukuhan Formas Sunda Ngumbara Yogyakarta oleh Gubernur,” tutupnya.