KOTA BANDUNG – Kepala Bappeda Jabar, M. Taufiq Budi Santoso menjadi narasumber dalam Forum Group Discussion (FGD) yang digelar oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Bappenas RI), Jumat (26/6). Diskusi membahas kajian kapasitas daerah dalam mendukung strategi penanganan dan pemulihan pandemi Covid-19. Hasil diskusi akan dijadikan referensi proses penyempurnaan ToR Policy Paper yang akan diterbitkan oleh Direktorat Otonomi Daerah Bappenas bekerjasama dengan KOMPAK-Program Kerja sama Pemerintah Indonesia-Australia. Gubernur Jawa Barat pada hari ini baru saja mengumumkan langkah Pemprov Jabar untuk tidak melanjutkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan mulai melaksanakan adaptasi kebiasaan baru (AKB). Untuk ada di tahap ini, Taufiq mengakui pihak Pemprov Jabar sempat tergagap-gagap dalam menangani pandemi Covid-19. Hal tersebut karena pandemi Covid-19 merupakan hal yang baru. Namun dengan segala macam keterbatasan, Pemprov Jabar melakukan kolaborasi dengan semua pihak, mulai dari akademisi, dunia usaha, media, TNI juga Polri. “Kolaborasi menjadi penguat untuk Pemprov Jabar dalam menangani Covid-19 di Jawa Barat,” ucapnya. Dalam penanganan Covid-19, Pemprov Jabar melakukan beberapa pendekatan, yaitu proaktif, transparan, pendekatan ilmiah, inovatif, dan kolaboratif. Pendekatan proaktif berupa pelaksanaan tes yang terus dilakukan oleh Pemprov Jabar. Hingga saat ini sudah dilakukan tes kepada hampir 200 ribu masyarakat Jawa Barat. Transparansi pun ditunjukan oleh Pemprov Jabar dengan adanya aplikasi dan situs Pikobar (Pusat Informasi & Koordinasi Covid-19 Provinsi Jawa Barat). Data harian Covid-19 yang terjadi di Jawa Barat, pendaftaran relawan hingga pengajuan bantuan sosial disuguhkan dalam aplikasi tersebut. Menangani pandemi ini, Pemprov Jabar tentu melakukannya dengan pendekatan ilmiah. Pihak akademisi dan pakar dalam ilmu pengetahuan, serta relawan dan perguruan tinggi di Jawa Barat dilibatkan dalam menangani Covid-19. Hasilnya, inovasi-inovasi terlahir dari kolaborasi ini, diantaranya perusahaan dan perguruan tinggi di Jabar sudah mulai menciptakan ventilator untuk pasien Covid-19. Pendekatan kolaboratif ini juga dilakukan bersama Aparatur Sipil Negara (ASN) di Jawa Barat, lebih dari Rp 11 milyar rupiah terkumpul untuk penanganan Covid-19 di Jawa Barat. Sedangkan strategi yang dilakukan oleh Pemprov Jabar ialah preventif, test dan trace/track, dan peningkatan fasilitas kesehatan. Pemprov Jabar juga melakukan strategi jaring pengaman sosial untuk membantu warga terdampak Covid-19. Berupa pemberian bantuan tunai dan bantunan pangan non tunai, bantuan sosial diberikan selama empat bulan, terhitung Mei-Agustus 2020. Sesuai dengan tema pembanguan Provinsi Jawa Barat tahun 2021 “Peningkatan Daya Saing Daerah Melalui Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Sistem Kesehatan Daerah”, proses proses pemulihan dampak pandemic Covid-19 yang akan dilakukan Pemprov Jabar sudah tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Prov. Jabar 2021, yaitu: Pemulihan ekonomi;Reformasi sistem kesehatan daerah;Reformasi sistem perlindungan sosial; danReformasi sistem ketahanan bencana.