CIREBON, BAPPEDA JABAR – Sinergitas pembangunan wilayah perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah mutlak diperlukan untuk mengurangi ketimpangan di wilayah tersebut. Kontribusi seluruh pihak baik secara bersinergi, diharapkan dapat memberikan hasil nyata untuk terwujudnya pembangunan seluruh sektor di wilayah perbatasan. Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat memberi sambutan pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Perbatasan (Musrenbangtas) Jawa Tengah-Jawa Barat 2019 di Hotel Aston Cirebon, Jumat (29/03). Selain Taj Yasin, Musrenbangtas bertema Kerja Sama Daerah Dalam Pengembangan Industri Pariwisata Sebagai Lokomotif Perekonomian Jabar-Jateng”, hadir pula Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, serta pejabat terkait lainnya dari Pemprov Jateng dan Jabar. “Harus ada kerja sama yang intensif antarprovinsi untuk bersama-sama memajukan daerah perbatasan. Terutama bagaimana melaksanakan pembangunan secara merata dan mengurangi ketimpangan di wilayah perbatasan,” ujar pria yang akrab disapa Gus Yasin ini. Ditambahkan, Kabupaten Cirebon Jabar yang berbatasan dengan Brebes Jateng, mempunyai potensi yang luar biasa di berbagai bidang. Namun, Cirebon tidak bisa maju dan berdiri sendiri tanpa ditopang daerah sekitar, termasuk Brebes dan Banyumas yang berbatasan dengan Jabar. “Termasuk wilayah perbatasan di Jateng, seperti Kabupaten Brebes, pengembangan ekonominya akan semakin ditingkatkan. Apalagi Brebes merupakan salah satu daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Jateng. Kami berharap kawasan industri di Cirebon juga merata ke arah timur sehingga pendapatan ekonominya berimbas ke Brebes,” harapnya. Demikian pula potensi Kabupaten Cilacap Jateng dengan potensi sektor industri, yang berbatasan dengan Pangandaran dan Ciamis Jabar yang memiliki potensi pariwisata. Menurut mantan anggota DPRD Jawa Tengah ini, sebagai daerah pendukung, mereka harus berkolaborasi memajukan wilayah perbatasan. Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wagub Gus Yasin berharap, dengan terbentuknya kerja sama perbatasan dua provinsi ini, akan semakin menguatkan sinergitas dan harmonisasi kedua wilayah dalam pelaksanaan pembangunan di daerah perbatasan, khususnya bagi Kabupaten Brebes, Cilacap, Cirebon, Kuningan, Ciamis, Pangandaran dan Kota Banjar. Ia menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir, kinerja pembangunan Provinsi Jawa Tengah dinilai semakin baik. Namun demikian Kabupaten Brebes dan Cilacap yang berbatasan dengan Jawa Barat masih menjadi fokus perhatian, terutama dalam penurunan angka kemiskinan dan peningkatan kualitas SDM. Meski masalah itu menjadi perhatian utama di Brebes, namun terdapat nilai strategis dari wilayah tersebut, yaitu untuk pengembangan kawasan industri dan agropolitan. Nilai strategis itu yang perlu digali lebih dalam dan dioptimalkan pemanfaatannya untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Sedangkan Kabupaten Cilacap, imbuhnya, dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran lebih baik dibandingkan Kabupaten Brebes. Namun perlu diwaspadai adanya potensi rawan bencana baik itu longsor, banjir, gempa bumi, dan tsunami. “Harapan saya, permasalahan dan isu strategis wilayah perbatasan menjadi komitmen bersama bagi Pemprov Jateng dan Jabar, melalui perangkat daerah yang akan ditindaklanjuti dengan perjanjian kerja sama,” beber gubernur. Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum menjelaskan, wilayah perbatasan Jabar dan Jateng memiliki potensi yang luar biasa di berbagai bidang. Di antaranya sektor periwisata, industri, ekonomi kreatif, serta perdagangan. Selain itu juga tersedia fasilitas-fasilitas pendukung perekonomian, seperti bandara serta Tol Trans Jawa yang menyambungkan Jabar dan Jateng. “Dalam jangka panjang, kami juga akan membangun sarana prasarana lain, yaitu jalur Bandung-Tasikmalaya yang kini sedang tahap lelang, kemudian dibangun jalur ekonomi Banjar-Pangandaran yang juga merupakan wilayah perbatasan dengan Jateng. Langkah-langkah ini tidak lain untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,” bebernya. Maka momentum Musrenbangtas ini, lanjut Uu, sekaligus untuk membangun komunikasi dan kolaborasi yang baik antara Jabar dan Jateng. Sehingga pada unjungnya mampu menjawab berbagai permasalahan di perbatasan, salah satunya permasalahan pengangguran dan kemiskinan di perbatasan. Uu juga mengajak kepada seluruh pemangku kepentingan pembangunan Jawa Barat – Jawa Tengah, untuk selalu optimis dalam upaya menghadirkan kesejahteraan masyarakat yang menyeluruh dan berkeadilan serta mampu memberikan pelayanan yang optimal. Penandatanganan MoU Kesepakatan Jabar – Jateng Puncak acara Musrenbangtas Jawa Barat-Jawa Tengah, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menandatangani MoU Kesepakatan Bersama Antara Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tentang Kerja Sama Pembangunan Wilayah Perbatasan Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah. Selain itu, Kepala Bappeda Jawa Barat M. Taufiq Budi Santoso dan Kepala Bappeda Jawa Tengah Prasetyo Aribowo juga menandatangani MoU Rencana Program Kerjasama Pembangunan Daerah Perbatasan Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2020-2023. Musrenbangtas Jawa Barat-Jawa Tengah Tahun 2019 yang telah melahirkan kesepakatan Kerjasama pembangunan di daerah perbatasan tahun 2020-2023 merupakan momentum awal bagi Jawa Barat dan Jawa Tengah untuk bersinergi dalam menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Selain itu, kesepakatan ini diharapkan mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki serta menyelesaikan berbagai permasalahan di perbatasan oleh kedua belah pihak agar mampu memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat. Musrenbangtas ini merupakan bagian yang penting dalam mendukung program prioritas pembangunan daerah Jawa Barat Tahun 2018-2023 untuk mewujudkan Jawa Barat Juara Lahir dan Batin.