BAPPEDA JABAR - KSP Rukun Mekar Bagi-bagi Modal ke Koperasi Lain
KSP Rukun Mekar Bagi-bagi Modal ke Koperasi Lain
17 July 2017 09:20

 

Selain KPBS Pangalengan, koperasi lain yang mendapat anugerah Satyalancana Wirakarya dari Presiden Jokowi tahun ini yaitu Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Rukun Mekar di Kampung Ciganitri, Desa Cipagalo, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Koperasi ini bergerak di bidang simpan-pinjam.

Tujuan dibentuknya KSP Rukun Mekar adalah membentuk pengusaha UKM dan Kecil agar mereka berdaya saing dengan pengusaha daerah lain. Anggotanya sudah mencapai 5.000 orang dengan 97% diantaranya anggota aktif. Mereka berasal dari beberapa kabupaten/kota yang bertetangga dengan Kabupaten Bandung. Terbanyak jumlah anggota dari Kabupaten dan Kota Bandung dengan sifat keangotaan sukarela.

KSP Rukun Mekar pada 2016 lalu berhasil membukukan hasil usaha hingga Rp 7,8 Miliar dengan omzet mencapai Rp 70 Miliar. Sementara total aset yang dimiliki mencapai Rp 67 Miliar.

“Pinjaman terbesar kepada anggota Rp 300 juta dengan jasa 2 persen menabung. Bisa bersaing dengan bank karena hasil dari simpan pinjam dikembalikan ke anggtoa 72 persen dari hasil kotor. Modal dari anggota selaku pemilik. Jadi, anggota menyimpan, anggota memakai, hasilnya untuk anggota,” ungkap Juanda, Pendiri/Sekretaris KSP Rukun Mekar.

“Besaran jadi ditentukan oleh rapat anggota. Semua hal-hal yang dilakukan dari Rukun Mekar itu dari hasil rapat anggota. Pengurus cuma melaksanakan rapat anggota,” tambahnya.

Koperasi berusia 33 tahun ini telah mendapat banyak penghargaan tingkat nasional. Seperti Koperasi Berprestasi, Koperasi Award di Jambi 2016, dan pendirinya Hadna Setiadi menerima Satyalancana Wirakarya pada puncak Harkopnas ke-70 Tahun 2017.

“Itu (prestasi) merupakan motivasi untuk pengurus untuk meningkatkan pengabdian. Sebab di koperasi itu pengurus tidak mendapatkan honor atau gaji yang layak. Itu lebih besar diperhatikan, dikembalikan kepada anggotanya,” tutur Juanda yang juga putra sulung dari Hadna Setiadi.

Di KSP Rukung Mekar, pengurus dan anggota mendapatkan persentase. Pengurus mendapat 5% sementara pengelola 10% dari pendapatan kotor. KSP Rukun Mekar beroperasi setiap Senin-Jumat. Khusus Senin pelayanan dilakukan mulai pukul 08.00-20.00. Sementara Selasa-Jumat pelayanan mulai pukul 09.00-17.00.

Keunggulan dari koperasi KSP Rukun Mekar, kata Juanda, yaitu memberikan penguatan modal kepada koperasi lain. Sistemnya yaitu pengurus koperasi lain bisa menjadi anggota Rukun Mekar kemudian mereka mengajukan pinjaman kepada Rukun Mekar kemudian akan digulirkan kepada anggotanya. Pinjam meminjam antarsesama koperasi ini akan lebih menguntungkan dibanding melakukan pinjaman ke bank. Karena tujuan dari koperasi adalah memberikan keuntungan sebesar-besarnya kepada pemilik, yaitu anggota.

Untuk memaksimalkan keuntungan anggota, KSP Rukun Mekar juga berencana membangun gedung serba guna. Gedung ini akan digunakan untuk usaha sewa seperti acara resepsi pernikahan, rapat, atau pertemuan. KSP Rukun Mekar akan memberlakukan harga murah untuk sewanya.

“Di KSP Rukun Mekar juga ada beberapa pos yang diperuntukkan untuk dana pembangunan daerah kerja. Dana sosial itu manfaat untuk masyarakat. Seperti dana sosial itu tidak bersifat fisik contohnya pendidikan umum, pendidikan keagamaan, pengajian. Mereka (masyarakat) mengajukan proposal kita berikan. Pembangunan di daerah kerja bersifat nyata, contohnya perbaikan jalan, gorong-gorong,” pungkas Juanda.

Manajemen IT KPBS Pangalengan

Selain keunggulan diatas, KPBS Pangalengan memiliki pakan ternak sendiri. Selain itu, bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dimana pihak manajemen telah menerapkan sistem operasional koperasi berbasis Information Technology (IT). Sistem ini mewajibkan para peternak menyetorkan susu hadil produksinya ke kantor pusat melalui sistem aplikasi yang ada dalam gawai mereka.

“Kami didukung oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Barat membuat sistem ERP, sistem IT, Enterprises Resources Planing. Jadi, sistem komputer yang terintegrasi, yang dibantu oleh Dinas Koperasi Jawa Barat,” tukas Aun.

Aun mengungkapkan selama ini Pemprov Jawa Barat juga turut membantu koperasi dalam pelatihan dan pembinaan para anggota. Namun, Aun meminta dukungan regulasi dari Pemerintah seperti untuk penyediaan lahan baik untuk kandang maupun lahan hijauan pakan ternak.

Sementara untuk meningkatkan keuntungan anggota, KPBS Pangalengan akan terus meningkatkan penjualan produk turunan, sehingga tidak bergantung pada industri besar. Menurut Aun, hal tersebut akan berdampak pada peningkatan pendapatan peternak. Hingga pertengahan 2017 ini, KPBS Pangalengan beromzet Rp 270 Miliar dengan total aset yang dimiliki mencapai Rp 112 Miliar.

“Kita harus punya pembibitan sapi perah sendiri yang memang itu tidak mudah dan biayanya besar, tapi kita berharap dengan adanya kita punya pembibitan, kita punya bibit yang unggulan. Cuman persoalannya kita kembali lagi pertenak yang nonaktif atau yang mau nambah sapi ini perlu dikasih pelajaran, pembinaan supaya pola pikir bisnisnya tidak hanya jual susu. Tapi dia (peternak) harus punya mental wirasusaha,” pungkas Aun. (Humas Jabar)

Copyright © Humas Bappeda Provinsi Jawa Barat 2022