Bandung, Tribun,- Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, mengatakan kereta cepat Jakarta-Bandung tidak hanya terintegritas dengan miss rapid transit (MRT) di kawasan Bandung Raya tapi juga terintegrasi dengan light rail transit (LRT) Jabodetabek. Gubernur yang akrab disapa Aher ini mengatakan pengintergritasan kereta cepat Jakarta-Bandung dengan MRT Bandung Raya dan LRT di kawasan Jabodetabek merupakan suatu kebutuhan. Alasannya, kata Aher, jumlah penduduk yang sangat besar di kawasan Bandung Raya dan Jabodetabek. Penduduk Jabodetabek, kata Aher mencapai 28 juta jiwa. Sedangkan penduduk di Bandung Raya 8 juta jiwa. Apabila kereta cepat terintegrasi dengan MRT Bandung Raya dan LRT Jabodetabek, persoalan transportasi di Jakarta, Bandung dan sekitarnya, akan terasi karena semuanya saling menunjang, ujar Aher di Gedung Pakuan Bandung, Minggu (17/1). Aher mengatakan pembahasan pengintegritasan Kereta Cepat dengan MRT Jabodetabek sudah dibahas bersama bersama presiden. Aher juga berencana akan membahas MRT Bandung Raya dengan Pemkot Bandung. Menurut Aher, Kota Bandung yang paling merasakan dampak positif kereta cepat dan MRT Bandung Raya. Kota Bandung punya konsep, Jawa Barat juga punya konsep. Kami disambungkan rencana Jawa Barat dengan Kota Bandung karena nanti kereta cepat akan punya konektivitas dengan MRT Bandung Raya, ujarnya. Aher memprediksi kehadiran transportasi modern tersebut akan menumbuhkan kawasan bisnis barukhususnya dibeberapa daerah yang dilalui kereta cepat. Aher mengatakan pemerintah juga akan mendorong pertumbuhan pusat industry manufaktru di Karawang dan pengembangan kota di Gedebage dan Tegalluar yang kelak akan menjadi pusat pemerintahan Kota Bandung. Di Walini pemerintah akan membebaskan lahan 1.200 hingga 10 ribu hektare. Kereta cepat akan mempercepat pemindahan pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat yang diikuti kampus ITB ke Walini, kata Aher. Aher mengatakan keterlibatan kepala daerah sangat penting karena pembangunan megaproyek kereta cepat harus terintegrasi antar daerah. Apalagi, kata Aher, 90 persen trase atau koridor kereta cepat tersebut berada di wilayah Jawa Barat. Gubernur berharap pemerintah pusat mengakselerasi rencana pembangunan kareta cepat Jakarta-Bandung yang mengahbiskan dana sekitar Rp70 triliun itu bisa selesai tepat waktu. Menurut Aher, trase kereta api cepat seusai rencana tata ruang wilayah (RTRW) Jabar. Proyek kereta cepat yang akan dibangun di pingiran Tol Cipularang dibangun mulai 21 Januari di Walini, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat. Petelatakan batu pertama diagendakan dilakukan Presiden Joko Widodo. Aher berharap kereta cepat bisa bersamaan dengan peletakan batu pertama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Peletakan batu pertama dilakukan Januari, kecuali ada hal mengahalang, ujarnya.